Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Kekosongan Perkantoran CBD Jakarta Naik

Konsultan Properti, Savills Indonesia menilai sektor perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta dalam kondisi susah payah dikarenakan tingkat kekosongan yang kian meningkat.
Deretan gedung perkantoran dan apartemen terlihat di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/4)./Antara-M Agung Rajasa
Deretan gedung perkantoran dan apartemen terlihat di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/4)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan Properti, Savills Indonesia menilai sektor perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta dalam kondisi susah payah dikarenakan tingkat kekosongan yang kian meningkat.
Menurut hasil riset Savills Indonesia, tingkat kekosongan perkantoran di kawasan CBD Jakarta meningkat 22,2% pada kuartal pertama 2018. Sebelumnya pada kuartal empat 2017 tingkat kekosongan perkantoran di kawasan CBD Jakarta mencapai 21,5%.
Adapun jika dibandingkan dengan masa kejayaan perkantoran pada 2014, tingkat kekosongan hanya mencapai 5% dari total pasokan perkantoran yang ada.
Tingkat kekosongan ini terjadi karena jumlah pasokan pada 2017 yang mencapai lebih dari 500.000 m2, tetapi penyerapan kurang dari 100.000 m2. Oleh karena itu terjadi kelebihan pasokan yang tersebar di pasar.
Namun, jumlah pasokan pada kuartal pertama 2018 sesungguhnya mulai terkoreksi dikarenakan hanya terdapat dua gedung perkantoran yang selesai dibangun, yaitu Astra Tower dan Office One dengan total pasokan dibawah 100.000 m2 dan penyerapan yang cukup seimbang.
Selain itu Anton Sitorus, Kepala Departemen Riset Savills Indonesia, mengatakan adanya tren baru pada profil tenant perkantoran di kawasan CBD yang biasanya dikuasai oleh kantor jasa keuangan, minyak dan gas, dan perusahaan trading baik lokal, multinasional, maupun asing.
“Dengan adanya perkembang e-commerce ini sebenarnya mereka yang membantu. Mereka [e-commerce] mulai menjadi tenant baru untuk daerah perkantoran cbd dan mengisi kekosongan permintaan perkantoran,” ujar Anton di Jakarta, pekan lalu.
Akibat dari permintaan yang terbatas dan pasokan yang berlimpah, seharusnya harga sewa perkantoran tertekan. Namun pada kuartal satu 2018, harga sewa perkantoran menurun tidak signifikan sebesar 0,5%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper