Bisnis.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) memberikan persetujuan rekomendasi perpanjangan ekspor nikel kadar rendah sebesar 2,7 juta wet metric ton (wmt) dan bauksit tercuci 840 ribu wmt untuk Aneka Tambang (ANTM).
Rekomendasi itu untuk 1 tahun mulai bulan April 2018 setelah sebelumnya ANTM memeroleh rekomendasi ekspor nikel kadar rendah total sebesar 3,9 juta wmt di tahun 2017.
Rekomendasi tahun 2017 didapatkan pada Maret 2017 sebesar 2,7 juta wmt dan Oktober 2017 sebesar 1,2 juta wmt. Sedangkan rekomendasi bijih bauksit tercuci diperoleh Maret 2017.
Dilansir dari siaran persnya, Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan dengan rekomendasi ekspor mineral tersebut Antam tetap mendukung hilirisasi mineral Indonesia.
“Kita sudah hilirisasi sejak 1974 melalui pabrik feronikel yang pertama. Sekarang kita mengelola pengolahan mineral tidak hanya nikel tapi juga emas, perak dan bauksit” ungkap Arie.
Untuk diketahui, tahun 2017 ANTMmampu ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 2,73 juta wmt dan ekspor bijih bauksit tercuci sebesar 766 ribu wmt.
Besaran kontribusi ANTM kepada Negara pada tahun 2017 dari pembayaran sektor Pajak serta Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB) mencapai Rp735 miliar.
Tahun 2018 perusahaan juga optimis menggenjot produksi dan penjualan seluruh komoditasnya.
Melansir Mirae Asset Sekuritas Indonesia, estimasi produksi bijih nikel ANTM tahun ini ditargetkan sebesar 11,3 juta wmt atau naik 101% year on year (YoY). Sedangkan penjualan bijih nikel kadar rendah ditargetkan 9,3 juta wmt atau naik 217% (YoY). Untuk penjualan emas Perusahaan optimis menjual 24 ton, naik 81% dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan bauksit, menurut keterangan tertulis, ANTM akan mampu menjual 1,6 juta wmt bijih bauksit tercuci tahun ini, atau naik 126% dibandingkan 2017.