Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Logistik Indonesia menilai bahwa tarif jalan tol saat ini tidak memiliki pengaruh yang besar pada biaya logistik.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan bahwa tarif tol mahal atau tidak merupakan hal yang relatif tergantung tingkat layanan di jalan tol.
"Kalau tarif sekarang, tetapi tol sering macet akan terasa mahal karena sama saja dengan jalan biasa. Namun, kalau tidak macet, tarif tol sekarang termasuk murah," ujarnya kepada Bisnis, Senin (26/3/2018).
Menurut Zaldy, perlu ada kebijakan tarif tol yg dinamis. Misalnya, jalan tol yang diprioritaskan untuk jalur logistik sehingga tarif untuk mobil pribadi atau kendaraan penumpang seharusnya lebih tinggi daripada truk logistik.
Pada jam yang padat kendaraan, seharusnya tarif tol otomatis lebih tinggi. Apabila terjadi kemacetan yang parah di jalan tol, tarif dapat dibuat gratis sampai kemacetan terurai.
"Tarif tol tidak begitu berpengaruh yang penting tidak macet dan kalau memang pemerintah mengarahkan jalur tol untuk jalur logistik harusnya tarif tol untuk truk lebih murah daripada mobil penumpang, tidak sebaliknya," tuturnya.
Baca Juga
Pemerintah, lanjutnya, harus membedakan infrastruktur untuk angkutan barang dan penumpang dan tidak bisa digabung seperti sekarang ini. "Ini perlu masuk dalam rencana transportasi nasional," kata Zaldy.
Untuk menekan biaya logistik, pemerintah akan mengubah golongan tarif tol. Golongan pengangkut logistik akan digolongkan menjadi dua, yakni golongan II yang terdiri atas truk dengan dua gandar dan golongan III yang terdiri atas truk dengan 3—5 gandar. Dengan demikian, penyederhaan golongan nantinya akan mengatur tiga golongan saja, yakni I, II, dan III.