Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan beberapa negara non-OPEC seperti Rusia, membuat rekor baru dalam pemangkasan produksi minyak selama Februari 2018.
Hal itu disampaikan oleh sebuah komite gabungan OPEC dan non-OPEC pada Rabu (21/3).
"Negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC yang berpartisipasi [program pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel per hari] telah membuat rekor baru pada Februari dengan penyesuaian produksi sukarela mereka, mencapai tingkat 138% dari pemotongan produksi yang dijanjikan," menurut komite.
OPEC dan sekutunya telah bersama-sama mengurangi 1,8 juta barel per hari dalam produksi minyak sejak Januari 2017 untuk menyeimbangkan pasar global. OPEC menargetkan pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel per hari (bph) pada 2018. Namun, OPEC belum memutuskan untuk memperpanjang program serupa pada 2019.
Pada Februari, OPEC memproduksi minyak 32,19 juta bph, 77.000 barel lebih rendah dari Januari, menurut laporan bulanan yang dikeluarkan minggu lalu.
Ini adalah bulan kelima berturut-turut bahwa OPEC telah memproduksi minyak lebih rendah. Venezuela, salah satu anggota OPEC yang sedang dilanda krisis ekonomi, menyumbang kontribusi terbesar terhadap penurunan produksi pada Februari 2018, yaitu hanya 51.900 bph, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
OPEC dan sekutu-sekutunya berpegang teguh pada kesepakatan volume produksi minyak untuk mengurangi kelebihan pasokan dan membawa pasar kembali ke titik keseimbangan baru.
Komitmen OPEC ini bisa memperkuat harga minyak mentah. Apalagi, pemangkasan produksi justru di atas target yang disepakati sehingga cenderung mendorong penguatan harga minyak.