Bisnis.com, SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menargetkan proyek pembangunan flyover menuju Terminal Teluk Lamong (TTL) rampung pada awal 2019 seiring dengan target peningkatan layanan peti kemas hingga 50%.
CEO Pelindo III I Gusti Ngurah Askhara Dana Diputra atau yang biasa disapa Ari Askhara mengatakan pembangunan flyover dan tapper sepanjang 2,45 km yang digarap oleh PT Wijaya Karya Tbk (Wika) dengan investasi Rp1,3 triliun itu telah dimulai yang ditandai dengan proses pemasangan tiang pancang perdana.
"Pembangunan flyover ini akan menjawab masalah kemacetan di Jl. Kalianak dan Osowilangun yang kerap dilewati truk dan kendaraan pribadi. Sehingga nantinya truk petikemas yang akan menuju TTL sudah bisa terintegrasi langsung dari tol menuju pelabuhan," katanya di sela-sela seremoni pemasangan tiang pancang perdana dan kerja sama BUMN pada Rabu (7/3/2018).
Adapun saat ini kapasitas TTL mencapai 1 juta TEUs per tahun, dan telah melayani arus petikemas mencapai 500.000 TEUs per tahun. Dengan dibangunnya aksesbilitas tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kinerja petikemas setidaknya tumbuh 50% atau mencapai 750.000 TEus.
Direktur Operasi I Wika Chandra Dwi Putra menambahkan pembangunan tahap pertama akan dimulai dengan pondasi dulu yang diperkirakan selesai di pertengahan tahun ini. Setelah pemasangan pondasi, Wika akan melakukan izin dengan kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja (K3).
"Standar proyek kita memang sudah masuk kategori tetapi memang harus diuji dulu dengan K3," tuturnya.
Dalam pembangunan flyover tersebut Wika akan menggunakan sistem jembatan unibridge yakni jembatan balok beton (girder) komposit dengan menggunakan pin pada setiap sambungan antar-girder dengan konsep modular.
Flyover memiliki panjang 1,8 km. Untuk jalan darat di sisi Benowo memikiki panjang 363 meter dan sisi Teluk Lamong sepanjang 350 meter, dengan lebar flyover 40 meter.