Bisnis.com, JAKARTA -- Format minimarket dinilai masih memiliki peluang untuk berkembang di industri ritel Indonesia.
Presiden Direktur Alfamart Hans Prawira mengatakan pihaknya melihat kehadiran minimarket masih dibutuhkan masyarakat luas karena keberadaannya yang dekat dengan tempat tinggal konsumen.
"Kalau dengan kondisi trafik yang seperti ini [padat], konsumen lebih senang belanja lebih dekat lah," ujarnya, Rabu (28/2/2018).
Selain itu, produk yang ditawarkan telah diseleksi dengan baik. Satu gerai minimarket setidaknya memiliki 4.000 Stock Keeping Unit (SKU).
Menurut Hans, yang perlu dilakukan oleh peritel adalah mengenal konsumennya dengan baik. Dengan demikian, barang yang ditawarkan dan pelayanan yang diberikan akan sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menuturkan lantaran konsep minimarket tidak sebesar supermarket atau hypermarkat, maka lokasi serta investasi yang dibutuhkan lebih kecil.
"Potensi minimarket masih banyak tapi [harus dilihat] wilayah mana [yang cocok]," ungkapnya.
Meski potensi di Pulau Jawa masih bisa dimaksimalkan, tapi Solihin menilai potensi di luar Pulau Jawa lebih besar karena pasarnya masih sangat luas. Untuk itu, peritel minimarket perlu jeli melihat peluang lokasi yang ada agar biaya yang dikeluarkan tidak membengkak.