Bisnis.com, JAKARTA -- PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) membantah sejumlah pemberitaan yang menyebutnya sebagai kontraktor dengan proyek mangkrak yang cukup banyak.
Direktur Utama PT Totalindo Eka Persada Tbk Donald Sihombing menyatakan baru-baru ini Totalindo memenangi tender di Jawa Barat. Dia menegaskan, hal ini menjadi penanda akan kredibilitas perusahaan yang bertolak belakang dengan isu buruknya kualitas perusahaan.
"Kami punya reputasi yang baik. Kalau di-blacklist, kami tidak mungkin menang tender di Jawa Barat," tegas Donald belum lama ini.
Dia mengambil contoh rumah susun (rusun) di KS Tubun, Jakarta Pusat, yang dibangun pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mangkrak. Dia juga menampik isu bahwa Totalindo mencuri tiang pancang untuk proyek tersebut.
"Ini mestinya Desember 2016 mulai, tetapi molor sampai Mei 2017. Karena PLN tidak ada, ini kendala pembangunan bukan di kita," ungkap Donald.
Dia menegaskan Totalindo telah membayar kebutuhan tiang pancang sepanjang 30 meter dengan sumber pendanaan dari perusahaan.
Baca Juga
Beberapa contoh lain adalah mangkraknya pembangunan rusun Nagrak. Menurut Donald, proyek tersebut baru dimulai proses tender pada 22 November 2016. Pengumuman pemenang tender seharusnya Februari 2017, tetapi Totalindo baru mendapat informasi kemenangan pada Mei 2017.
"Di Nagrak kami menawar murah Rp760 miliar, orang lain menawar Rp880 miliar. Lebaran kita baru kerja, 2 Mei 2017 dan baru selesai 12 bulan. Ini kerja baru 2 bulan, salah siapa?" tutur Donald.
Sebagai informasi, Totalindo adalah salah satu kontraktor yang ikut dalam program properti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan proyek rusun downpayment (DP) 0%.
Ada pun kerjasama Totalindo dengan PD Pembangunan Sarana Jaya saat ini membangun 4 tower dengan spesifikasi 1 tower untun rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan DP 0%. Sisanya, 3 tower untuk komersial. Total unit di Klapa Village sebanyak 703 unit.