Bisnis.com, JAKARTA—Ketersediaan waktu terbang (slot time) yang tidak terpakai di bandara disebabkan oleh kendala teknis dari internal maskapai penerbangan.
Direktur Operasi Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia/LPPNPI (AirNav Indonesia) Wisnu Darjono membantah jika kekosongan ketersediaan waktu terbang merupakan bentuk penguasaan dari maskapai tertentu.
"Saya pikir bukan maskapai memblok slot dan sengaja tidak diterbangkan. Namun, karena ada alasan teknis tertentu mereka tidak jadi terbang," katanya hari ini Kamis (22/2/2018).
Dia menjelaskan urusan teknis bisa berupa gangguan teknis pesawat, terjadi cuaca buruk, operasional bandara, maupun bencana alam. Ketersediaan waktu terbang bisa tidak jadi digunakan untuk terbang jika tidak ada penumpang.
Dalam kondisi seperti itu, lanjutnya, maskapai wajib untuk memberitahukan kepada Unit Pelaksana Koordinasi Slot setempat atau pengatur lalu lintas udara atau ATC (air traffic controller). Namun, seringkali maskapai tidak memberitahu, sehingga ketersediaan waktu terbang dinilai masih terpakai.
"Nanti akan ditegakkan lagi kewajiban itu, supaya kapasitas slot bisa dipakai maskapai yang lain," ujarnya.
Baca Juga
AirNav Indonesia bersama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan panitia Indonesia Airport Slot Management (IASM) selaku pengelola ketersediaan waktu terbang.
Sebelumnya, Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau INACA mendesak Indonesia Airport Slot Management (IASM) untuk mengaudit kembali ketersediaan waktu terbang yang tidak dipakai.