Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri Hartati mengatakan bahwa penghentian sementara pekerjaan layang untuk evaluasi mekanisme kerja perusahaan terkait pasti melambatkan rencana kerja yang sudah ditetapkan.
Namun, dia menuturkan bahwa evaluasi menyeluruh pembangunan infrastruktur jalan layang tersebut jauh lebih mendesak untuk dilakukan guna mengimplementasikan standar baku pembangunan dan mencegah kejadian serupa yang mencoreng dunia konstruksi Indonesia.
“Yang penting setelah evaluasi standar baku masih tetap dijaga, mungkin proyek akan molor-molor sedikit, tetapi itu jauh lebih baik daripada kita harus meneruskan model percepatan jalan layang yang masih belum memenuhi standar baku,” katanya kepada Bisnis.com, (21/2/2018).
Pada Selasa, 20 Februari 2018, pemerintah memutuskan penghentian sementara pekerjaan konstruksi layang semua proyek infrastruktur pascakecelakaan konstruksi pembangunan jalan tol Bekasi—Cawang—Kampung Melalyu.
Adapun, pekerjaan selain konstruksi layang masih diperbolehkan untuk diteruskan.
Enny mengatakan bahwa hal yang sama juga sebaiknya diterapkan untuk evaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tengah dilakukan. Menurutnya, perlu kembali dikaji rencana pembangunan proyek yang dinilai belum terlalu strategis memberikan dampak sosial ekonomi kepada masyarakat.
Baca Juga
Pasalnya, menurut Enny, saat ini banyaknya percepatan infrastruktur di Indonesia nyatanya juga masih belum mampu meningkatkan minat investasi di sektor rill sehingga hasil yang strategis dalam hasil pembangunan proyek diharapkan menjadi faktor utama dalam evaluasi kelanjutan PSN.
Adapun, Enny mengatakan apabila evaluasi dilakukan kepada proyek yang sudah dimulai namun dalam evaluasi ditemukan bahwa dampak sosial ekonomi yang belum terasa kepada masyarakat, pemerintah sebaiknya menciptakan upaya di sekitar pembangunan untuk mengoptimalkan sasaran pembangunan yakni, menggerakan pertumbuhan ekonomi.