Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kegiatan Operasi Tertahan Uang Jaminan, Sebuku Lapor Presiden

Sebuku Group menyatakan telah melaporkan hambatan yang menimpa dua unit usahanya, PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) dan PT Banjar Asri kepada Presiden Joko Widodo.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuku Group menyatakan telah melaporkan hambatan yang menimpa dua unit usahanya, PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) dan PT Banjar Asri kepada Presiden Joko Widodo.

Adapun kedua perusahaan tersebut terpaksa menghentikan kegiatan operasinya karena tak kunjung ditetapkannya lokasi penanaman daerah aliran sungai (DAS) oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan. Kedua perusahaan tersebut diwajibkan menempatkan uang jaminan dengan total Rp112,8 miliar.

Presiden Direktur Sebuku Soenarko mengatakan pihaknya telah melaporkan hal tersebut kepada Presiden, Menteri ESDM, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, serta instansi terkait lainnya.

"Kalau saya bilang ini kesewenang-wenangan pemerintah daerah. Ini saya sudah lapor ke Presiden, ke Menteri ESDM, ke Menteri KLHK. Tembusannya lain-lain, termasuk tembusannya ke sini, ke Menko Perekonomian," ujarnya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (20/2/2018).

Pihaknya pun melaporkan hal tersebut ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, dia menganggap tidak ada aturan terkait penempatan uang jaminan yang dipatok Rp30 juta per hektare (ha).

Dia menambahkan terhentinya kegiatan operasi tersebut bakal berdampak langsung pada penerimaan negara. Selain itu, investasi yang telah direncanakan pun akan tertahan.

"Akan ada kerugian negara karena kita bayar pajak segala macam," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper