Bisnis.com, JAKARTA— Pembangunan pertanian rakyat dinilai menjadi syarat mutlak pengembangan industri berbasis agro.
Pasalnya, mayoritas perkebunan di dalam negeri ditopang oleh porsi perkebunan rakyat yang menjadi sumber bahan baku baik untuk industry berbasis agro yang berorientasi ekspor dan dalam negeri.
“Jadi membangun industri berbasis agro, syarat mutlaknya adalah membangun pertanian rakyat karna kalau tidak, kita bakal keteteran soal bahan baku,” kata Ketua Pehimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi) Bayu Krisnamurthi dalam Focus Group Discussion Membangun Industri Nasional Berkelanjutan Sektor Industri Agro, Kamis (15/2/2018).
Bayu mencontohnya, saat ini, kelapa sawit yang menjadi komoditas jagoan dari Indonesia untuk orientasi ekspor, 45% nya masih berupa perkebunan rayat.begitu pula dengan karet dan kakao yang lebih dari 90% masih diusahakan di perkebunan rakyat,
Sementara untuk hasil pertanian atau perkebunan yang berorientasi pemenuhan domestic, ada beras dan gula yang juga lebih dari 90% diusahakan di perkebunan rakyat. Bahkan untuk singkong, menurt Bayu, 100% nya masih diusahakan rakyat.
Namun demikian, di samping sejumlah isu seperti iklim, bibit, pupuk, dan lain-lain, masalah kualias sumber daya manusia di sector perkebunan atau pertanian rakyat penuh mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Hal yang sama terkait kualitas sumber daya manusia di sektor perkebunan jga disampaikan leh Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) Delima Hasri Azahari
“Betul, yang harus kita urusi juga adalah bagaimana sumber daya manusia. Kalau nanti saya ceramah, sumber daya manusia di sumber daya pertanian bakal geleng-geleng kepala. Bahwa makin tua petani kita tetapi pendidikannya juga di bawah SD rata ratanya. Cuma 1% yang berpendidikan sarjana yang bekerja di bidang pertanian,” paparnya.
Kebiasaan para petani yang meninggalkan lahan perkebunannya setelah musim tanam juga menjadi hal lain. Akbatnya, tanaman menjadi tidak terpelihara.
“Permasalahan di perkebuna rakyat, kondisi tanaman tua dan rusak. Sudah tua, rusak dan ditinggalkan, tidak dipelihara. Kemudian penggunaan bibit benih unggul, pemeliharaan tanaman yang kurang,”
Hal-hal tersebutlah yang menurutnya menjadi tantangan besar dalam membangun industri agro di Indonesia. Dia menekankan, untuk bisa membangun dan mengembangkan industri berbasis agro di dalam negeri, para pihak terkait harus terlebih dahulu memberikan perhatian dan membenahi sisi hulunya yakni sektor pertanian dan perkebunan itu sendiri.
“Bagaiamana kita mau kembangkan industri agro kalau sisi hulunya ini tidak kita perbaiki dengan baik,” pungkasnya.