Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Pasar dan Produk Baru Mesti Ditingkatkan Untuk Kerek Ekspor

Kementerian Perdagangan menyatakan peningkatan ekspor perlu didorong oleh ekspansi pasar baru dan penawaran produk unggulan baru.
Toyota Innova siap diekspor dari Indonesia. /TMMIN
Toyota Innova siap diekspor dari Indonesia. /TMMIN

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan menyatakan peningkatan ekspor perlu didorong oleh ekspansi pasar baru dan penawaran produk unggulan baru.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan saat ini ekspor Indonesia masih didominasi sawit dan batu bara. Produk industri manufaktur yang cukup besar, seperti sepatu, tekstil, dan komponen otomotif seperti mesin dinilai sudah mulai menunjukkan peningkatan.

“Ada kritik yang kami terima bahwa para industri dininabobokan dengan pasar domestik karena pasar kita besar sekali, 260 juta penduduk. Tetapi, kita sekarang mau lebih lagi didorong mereka yang sudah siap untuk ekspor. Jadi, apa pun yang lama seperti batu bara dan kelapa sawit dengan turunannya tetap akan didorong dan kami tidak mau juga itu diganggu,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Selasa (12/2/2018).

Beberapa pasar baru yang menjadi sasaran adalah Pakistan, Bangladesh, India, dan Afrika. 

“Hambatannya ada soal regional mereka. Afrika Selatan kita sudah, Nigeria kita mulai tingkatkan. Ada hal yang sedang kami jajaki dengan sistem barter karena mereka kadangkala terbatas dengan devisanya,” terang Enggar.

Saat ini, Indonesia tengah melakukan pembicaraan perjanjian dagang dengan sepuluh negara mitra. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku mendapat bantuan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terkait pembahasannya dan akan segera melakukan pertemuan dengan duta besar maupun perwakilan negara-negara terkait.

Komoditas ekspor utama Indonesia yaitu sawit dan batu bara diakui rentan terhadap pelambatan ekonomi. Oleh karena itu, industri manufaktur yang memiliki nilai tambah harus didorong, seperti produk otomotif dan tekstil. Khusus untuk mobil, jenis sport utility vehicle (SUV) tengah digenjot karena produk tersebut semakin digemari pasar global.

Selain itu, ke depannya mobil jenis sedan pun diharapkan bisa diekspor oleh Indonesia. Saat ini, ungkapnya, pelaku industri otomotif sulit mengembangkan pasar sedan karena PPN Barang Mewah (PPN BM) yang dikenakan lebih tinggi dibandingkan jenis mobil lainnya.

“Ini kemarin dibahas terkait sedan, sedang disusun antara Menteri Keuangan dengan Menteri Perindustrian. Apakah PPN BM dikurangi dan sebagainya, nanti akan dirumuskan,” tutur Enggar.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper