Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa pengembangan pariwisata Borobudur akan difokuskan ke elemen 3A. Apa sajakah itu?
Dengan mengutip dari informasi dari laman resmi Kementerian Pariwisata, elemen 3A yang menjadi fokus pengembangan Borobudur itu yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Dia berharap besar pada Badan Otoritas Borobudur (BOB) agar Borobudur menjadi salah satu destinasi pariwisata nasional dan internasional dengan kekayaan wisata budaya berkelanjutan.
“Borobudur dikembangkan sebagai destinasi yang memiliki kekuatan dan daya tarik yang berbasis pada potensi heritage dan sudah diakui UNESCO sebagai World Cultural Heritage,” ujar Arief, seperti dikutip, Senin (12/2/2018).
BOB, yang kepengurusannya baru saja diresmikan, bertugas melakukan koordinasi, sinkronisasi, serta fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Borobudur.
Pasalnya, faktor yang paling critical untuk sukses mewujudkan hal tersebut ada pada akses. Terkait hal tersebut, menurut Arief, sudah terjawab dengan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo. NYIA, klaimnya, akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Joglosemar.
Kendati demikian, pihaknya mengingatkan kelemahan pengelolaan Borobudur selama ini yakni single destination, multimanagement. Dia menyebut zona 1 dikelola oleh Kemendikbud, zona 2 oleh BUMN, zona 3 oleh pemda dengan ribuan pedagang, serta zona 4 oleh Kemenpar.
Oleh karena itu, BOB hadir dengan kawasan otoritatif dan koordinatif, mengintegrasikan semua kekuatan atraksi Joglosemar dan tidak akan menyentuh zona 1-2-3. Selain itu, 4 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yakni Borobudur, Dieng, Karimunjawa, dan Sangiran, nantinya akan dikelola dalam single destination.