Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Program Returning Kepada Diaspora Indonesia di Jerman

Bisnis.com, JAKARTA-- Pemerintah Jerman membuat program returning kepada diaspora Indonesia di Jerman untuk berkarir di Tanah Air.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kedua kanan) bersama Wakil Presiden ADB Bambang Susantono (ketiga kiri), CEO Credit Suisse Asia Pacific Helman Sitohang (kedua kiri), Peneliti Lee Kuan Yew School Mulya Amri (kiri), Managing Director of Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor (ketiga kanan) dan Moderator Muhammad Al-Arief (kanan) memberi paparan dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, Sabtu (1/7)./ANTARA-Rosa Panggabean
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kedua kanan) bersama Wakil Presiden ADB Bambang Susantono (ketiga kiri), CEO Credit Suisse Asia Pacific Helman Sitohang (kedua kiri), Peneliti Lee Kuan Yew School Mulya Amri (kiri), Managing Director of Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor (ketiga kanan) dan Moderator Muhammad Al-Arief (kanan) memberi paparan dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, Sabtu (1/7)./ANTARA-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA-- Pemerintah Jerman membuat program returning kepada diaspora Indonesia di Jerman untuk berkarir di Tanah Air.

Wakil Duta Besar Republik Federal Jerman Hendrik Barkeling mengatakan, ada sekitar 11.000 orang Indonesia berada di Jerman, di mana merela adalah pelajar dan pekerja.

Menurutnya, Pemerintah Jerman memiliki program returning untuk mendukung diaspora Indonesia agar dapat pulang, dengan dana alokasi dari pemerintah Jerman.

"Karena kami percaya jika mereka dapat berkontribusi baik terhadap ekonomi Indonesia dengan skill mereka dan pengalaman multikultur mereka," jelasnya, belum lama ini.

Terkait pengembangan kemampuan tenaga kerja Indonesia, Pemerintah Jerman merekomendasikan agar para pelajar di Indonesia diberi kesempatan untuk lebih banyak magang atau belajar di perusahaan.

"Sehingga mereka bisa belajar ilmu praktik untuk mengembangkan skill mereka, dan itu penting untuk diprioritaskan ke depan," jelasnya.

Menurut Hendrik, hanya pihak swasta yang mengerti kebutuhan tenaga kerja dan bagaimana menyelesaikan permasalahan terkait tenaga kerja.

Oleh karena itu, pihaknya selalu berharap pemerintah Indonesia dapat mengedepankan pendekatan sistemik dan membiarkan pihak swasta berkontribusi, dan hal tersebut yang selalu pihaknya sampaikan ketika membahas pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Hanya saja, kata Hendrik, ada beberapa hal yang memang tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat dengan keadaan SDM Indonesia saat ini.

"Seperti halnya program pelatihan vokasi, di mana kami bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk untuk mendukungnya," kata Hendrik.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper