Bisnis.com, DEPOK - Keahlian pekerja menjadi salah satu yang disorot terkait kecelakaan kerja dalam proyek infrastruktur.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kecelakaan dalam proses pembangunan infrastruktur di Jakarta terjadi salah satunya akibat kurangnya keahlian para pekerjanya.
"Dalam satu bulan ini, empat pembuatan jembatan atau jalan tol rubuh. Apa masalahnya? Artinya kita kekurangan skill dalam bekerja. Kita butuh lapangan kerja banyak, tapi skill yang bisa mengerjakan dengan baik hal ini," kata Wapres saat memberikan pembekalan pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusdiklat Kemendikbud Depok, Jawa Barat, Rabu (7/2/2018).
Kurangnya kalangan pekerja pembangunan infrastruktur yang terserftifikasi disebabkan kurangnya pendidikan berbasis keahlian di sekolah menengah kejuruan (SMK) atau sekolah teknik menengah (STM).
Hal itu disebabkan juga salah satunya oleh kemampuan guru SMK dan STM yang lebih banyak memberikan diktat dibandingkan pendidikan berbasis keahlian.
"SMK ada di mana-mana, tetapi kita tidak siap dengan gurunya. Artinya, SMK itu SMK pkus, yang lebih banyak memakai papan tulis. Padahal SMK itu lebih banyak pakai tangan, jadi akhirnya lulusan SMK itu ke mana-mana," jelas Wapres.
Baca Juga
Terkait kecelakaan pembangunan infrastruktur yang terjadi akhir-akhir ini, Wapres Kalla telah meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengevaluasi semua pekerjaan pembangunan.
"Yang menarik, kecelakaan itu umumnya terjadi Sabtu/Minggu, berarti kemungkinan operator itu mungkin kurang istirahat. Bisa saja karena begitu banyak pekerjaan infrastruktur, maka yang mengoperasikannya belum terlatih dengan betul. karena banyak pekerjaan," kata Wapres.
Sertifikasi pekerja pembangunan infrastruktur penting diberlakukan, karena dengan adanya program percepatan pembangunan Pemerintah maka pekerjaan pembangunan infrastruktur juga semakin bertambah.