Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6 Penyebab Kecelakaan Konstruksi, Gapensi: Harusnya Bisa Dihindari

Pelaku usaha jasa konstruksi diminta untuk lebih hati-hati dalam pengerjaan proyek. Salah satu bentuk kehati-hatian ialah selalu melakukan pengecekan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi.
Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim melakukan penyelidikan di lokasi girder proyek Strategis Nasional (PSN) jalan tol Pasuruan - Probolinggo (Paspro) yang ambruk di Desa Cukurgondang, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (30/10)./ANTARA-Umarul Faruq
Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim melakukan penyelidikan di lokasi girder proyek Strategis Nasional (PSN) jalan tol Pasuruan - Probolinggo (Paspro) yang ambruk di Desa Cukurgondang, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (30/10)./ANTARA-Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha jasa konstruksi diminta untuk lebih hati-hati dalam pengerjaan proyek. Salah satu bentuk kehati-hatian ialah selalu melakukan pengecekan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi.

Andi Rukman Nurdin Karumpa, Sekjen Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional Indonesia (Gapensi), mengatakan bahwa target pemerintah menggenjot pengerjaan konstruksi sektor infrastruktur harus disertai dengan penerapakan kehati-hatian yang tinggi. Pasalnya, teknologi apapun yang digunakan hanya bersifat membantu karena manusia yang harus menjalankan peralatan tersebut.

"Harusnya sebelum bekerja itu kepala proyek melakukan pengecekan semua peralatan, kelengkapan kerja dan lainnya. Mirip seperti pesawat yang sebelum terbang yang dicek secara ketat, pengerjaan proyek juga harus begitu," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (6/2/2018).

Bisnis.com mencatat bahwa sejak Agustus 2017, sedikitnya 12 kecelakaan konstruksi telah terjadi. Artinya, rata-rata sekitar dua kali kejadian dalam sebulan. Audit Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyimpulkan terdapat enam penyebab kecelakaan.

Intinya, kecelakaan konstruksi disebabkan masalah teknis seperti kondisi pemasangan girder yang tidak stabil, gantungan derek mengalami pelonggaran sehingga gelagar berotasi, vertikalitas gantungan yang sulit dikontrol, bracing baja tulangan tidak mampu menahan gaya guling, jack hydraulic yang tidak bekerja dengan baik hingga proses stressing dan sambungan beton basah (wet joint).

Andi berpendapat, dorongan pemerintah agar proyek diselesaikan dengan cepat merupakan suatu yang positif untuk memacu pengerjaan. Namun, pelaku usaha juga harus tetap menerapkan standar pengerjaan yang baik dengan mengedepankan kehati-hatian.

"Aturannya seluruh pekerja dilibatkan dalam pelaksaaan proyek harus punya sertifikat, semua pekerja terlindungi dengan asuransi keselamatan kerja," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper