Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian menargetkan Industri Kecil Menengah yang difasilitasi melalui perdagangan online atau E-Smart IKM mencapai 4.000 produsen.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (IKM Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan jumlah ini naik 131% dibandingkan realiasi 2017. Pada 2017 lalu, IKM yang tergabung dalam E-Smart mencapai 1.730 produsen.
"Target IKM yang dibina mencapai 4.000 di 2018 dan 5.000 IKM di 2019," kata Gati, Minggu (4/2/2018).
IKM yang dibina seluruhnya merupakan produsen produk industri. Pemerintah menyiapkan sejumlah skema selama pembinaan.
"Kami merekrut peserta yang semuanya produsen namun produknya kurang laris di toko daring. Mereka yang dihapus oleh penyedia layanan kemudian kami beri peningkatan kapasitas sesuai kebutuhan," katanya.
Gati mengatakan, para produsen kecil ini akan diberi pelatihan untuk memahami kekayaan intelektual, standar nasional Indonesia, restrukturisasi bisnis hingga sertifikasi yang harus dimiliki.
Baca Juga
Selain itu, pihaknya pembenahan kemasan menjadi lebih menarik pembeli, hingga penentuan biaya untuk menentukan harga jual terbaik.
"Kami juga bekerjasama dengan Bank Negara Indonesia untuk sosialisasi kredit usaha rakyat (KUR)," katanya.
Kemenperin, kata Gati, juga menggandeng Bank Indonesia untuk peningkatan kemampuan IKM delam mengelola keuangannya. Terutama pemahaman akuntansi sederhana.
"Sehingga IKM feasible untuk memperoleh KUR," katanya.
Program e-smart IKM merupakan upaya pengembangan ekonomi berbasis digital, peningkatan ekspor IKM, serta perluasan akses pasar dan akses pendanaan. Kemenperin saat ini menggandeng lima toko daring ternama.
"Mulai 2018 kami berkerjasama dengan Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Shopee dan Blanja," katanya.