Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Baja Lapis Lokal Hadapi Serbuan Produk Impor

Pabrikan baja lapis lokal terpaksa bersaing dengan produsen luar negeri yang mendatangkan produk dengan harga dan kualitas yang rendah ke Indonesia
Industri baja/Bisnis.com
Industri baja/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA-- Pabrikan baja lapis lokal terpaksa bersaing dengan produsen luar negeri yang mendatangkan produk dengan harga dan kualitas yang rendah ke Indonesia.

Sally Dandel, VP Marketing PT NS BlueScope Indonesia, mengatakan kompetisi dengan produk impor yang memiliki harga dan kualitas rendah, menjadi tantangan terbesar bagi perseroan. Dari data yang dimiliki BlueScope, sejak Oktober 2015 produk baja dengan lapisan di bawah AZ 50 meningkat hampir 300%.

Hal ini, lanjutnya, bertentangan dengan uji coba yang dilakukan perseroan bahwa untuk membuat rangka baja atau penutup baja tidak dianjurkan menggunakan material berlapis di bawah AZ 70.

“Jika hal ini tidak dikontrol, dapat mendistorsi masyarakat. Masyarakat ingin mendapatkan produk dengan harga rendah, sehingga tidak memperhatikan kualitas,” katanya.

Saat ini BlueScope berupaya memperkuat penetrasi di pasar retail melalui produk BlueScope ZACS karena segmen pasar ini menjadi target utama dari produk impor. Menurutnya, penting untuk memastikan masyarakat paham terhadap produk baja lapis yang berkualitas dan memiliki sertifikat SNI.

Adapun, saat ini BlueScope memiliki kapasitas produksi sebesar 250.000 ton per tahun dengan bahan baku berupa cold rolled coil (CRC) atau baja lembaran dingin yang dipasok oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Eko Dumadi, Manager Corporate Communication Krakatau Steel, menyebutkan pihaknya memasok CRC sebanyak 10.000 ton per bulan untuk BlueScope, atau setara 1/6 dari kapasitas produksi perusahaan. “Tahun lalu produksi CRC kami sebanyak 660.000 ton dan HRC 2 juta ton,” katanya.

Emiten dengan ticker KRAS ini berkomitmen mendukung industri dalam negeri, baik hulu maupun hilir. Menurutnya, harmonisasi industri hulu dan hilir perlu dibangun agar industri domestik bisa tumbuh dan bergairah.

“Krakatau Steel bersama mitra akan menambah kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui serangkaian proyek strategis. Pada 2025, klaster baja Cilegon akan menghasilkan 10 juta ton baja setiap tahun,” ujar Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper