Bisnis.com, JAKARTA - Produksi lele nasional melesat lebih dari dua kali lipat tahun lalu, dipicu oleh permintaan pasar yang melonjak.
Berdasarkan data Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi lele 2017 mencapai 1,8 juta ton atau melesat 131,7% dari pencapaian tahun sebelumnya. Angka itu di atas target KKP 1,3 juta ton.
Ketua Asosiasi Catfish Indonesia Imza Hermawan mengatakan lele sedang 'naik daun'. Permintaan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, naik 30% dalam 2 tahun terakhir.
"Akar penyebabnya masih saya cari. Tapi, kami melihat selama harga tinggi terus, berarti permintaan besar," ungkapnya pada Senin (29/1/2018).
Menurut Imza, harga lele saat ini berkisar Rp14.000-Rp17.000 per kg. Padahal bagi pedagang, harga lele Rp13.000 per kg sudah cukup ideal di tengah harga pakan ikan yang cenderung stabil saat ini.
Produksi Lele Nasional
Tahun | Produksi (Ton) |
2012 | 441.217 |
2013 | 543.774 |
2014 | 679.379 |
2015 | 719.619 |
2016 | 764.797 |
2017 | 1.771.867 |
Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya KKP
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan produksi lele nasional berada dalam tren kenaikan selama 6 tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan 38% per tahun.
"Kenaikan terbesar terjadi pada 2017 seiring dengan program pengembangan budi daya lele sistem bioflok," ujarnya.
Harga lele Rp14.000-Rp17.000 per kg. Padahal bagi pedagang, Rp13.000 per kg sudah cukup ideal
Tahun lalu 103 paket bantuan disalurkan ke pondok-pondok pesantren, kelompok pendidikan, dan kelompok masyarakat di perbatasan. Setiap paket berupa 12 kolam berdiameter 3 meter; 42.000 ekor benih berukuran 8-9 cm per ekor; 3,2-4 ton pakan; obat; probiotik; dan sarana serta prasarana operasional.
Sasaran bantuan adalah pondok pesantren dan sekolah di Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Papua.
Teknologi bioflok diyakini sangat efisien dengan feed convertion ratio (FCR) 0,8. Artinya, budi daya hanya memerlukan 0,8 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg lele. Selain makan pelet, lele juga makan flock atau gumpalan yang terdiri atas organisme hidup, seperti alga dan bakteri, sehingga memudahkan pencernaan.
Setelah masa pemeliharaan 2,5 bulan, KKP berharap hasil panen mencapai 4,7 ton per panen per paket atau 14,1 ton per paket per tahun dengan nilai produksi Rp212,6 juta per tahun. Dengan biaya produksi 30%, keuntungan pembudi daya bisa mencapai Rp148 juta per tahun.
Dengan demikian, proyek 103 paket bantuan lele bioflok dengan anggaran Rp14,4 miliar akan memproduksi 1.452 ton lele per tahun senilai Rp21,8 miliar. Namun sebelum dijual, KKP berharap konsumsi ikan santri meningkat dari rata-rata 9,8 kg menjadi 15 kg per kapita per tahun.
Pemerintah akan melanjutkan program itu pada 2018 sebagai salah satu kegiatan andalan untuk mengejar target produksi perikanan budi daya 24,1 juta ton tahun ini.
Budi daya lele bioflok akan dikembangkan lagi di 17 provinsi mencakup Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Yogyakarta, Bali, NTB, Sumsel, Sumut, Gorontalo, Sulsel, Kalbar, Papua Barat, Papua, NTT, Kalsel, dan Maluku.