Bisnis.com, JAKARTA -- Pertamina MOR VIII berupaya menjaga stok ketahanan BBM di Kabupaten Asmat. Apalagi, wilayah itu tengah terjadi kejadian luar biasa untuk kasus campak dan gizi buruk.
Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Region VIII Maluku Papua Eko Kristiawan mengatakan, kapal pengangkut BBM sudah tiba dari Jobber dan sudah berada di SPBU Agats. Besok [Rabu (24/1)], kapal pengangkut itu akan tiba di Atsi.
"Kami memastikan stok BBM di Kabupaten Asmat akan aman sampai 22 hari ke depan. Selain itu, kami akan terus menjaga keberlanjutan distribusi BBM ke wilayah tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (23/1/2018).
Di sana, terdapat delapan lembaga penyalur yang terdiri dari 7 SPBU Kompak dan 1 SPBU khusus nelayan di Kabupaten Asmat dengan harga jual Premium Rp6.450 per liter, dan Solar Rp5.150 per liter.
Masyarakat Kabupaten Asmat mayoritas mengonsumsi Premium untuk transportasi sungai menggunakan perahu kecil. Jadi, tidak ada penggunaan BBM untuk kendaraan darat karena kontur Kabupaten Asmat berupa sungai dan rawa.
Eko menyebutkan, Pertamina akan terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan distribusi BBM tetap lancar di Asmat dan wilayah lainnya.
"Kami berupaya untuk menjaga ketahanan pasokan di seluruh lembaga penyalur," sebutnya.
Selain itu, Pertamina MOR VIII juga melaksanakan program jangka panjang selama 2018 yakni, memberikan bantuan tambahan asupan gizi dan pengadaan fasilitas pelayanan berupa speedboat.
Eko menyebutkan, jumlah bantuan yang disalurkan selama setahun ke depan meliputi bantuan kesehatan dan infrastruktur penunjang layanan kesehatan dengan nilai sekitar Rp1,8 miliar.
"Terutama, bantuan dikhususkan untuk asupan gizi balita dan ibu hamil di tiga titik lokasi setiap bulan. Selain itu, kami juga melakukan pengadaan kapal speedboat untuk ambulance," sebutnya.