Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Dukung Penenggelaman Kapal, Tapi...

Presiden Joko Widodo angkat bicara perihal beda pendapat soal penenggelaman kapal antara Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo angkat bicara perihal beda pendapat soal penenggelaman kapal antara Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Sebelumnya, Luhut meminta Susi untuk menghentikan aksi penenggelaman kapal sepanjang tahun ini karena menilai seluruh pihak sudah melihat ketegasan Indonesia dalam memberantas illegal fishing. Menurut Luhut, sebaiknya sektor kelautan dan perikanan kembali difokuskan pada upaya perbaikan produksi dan ekspor perikanan yang tengah menurun.

Sehari kemudian, Susi menyampaikan sikapnya lewat akun twitternya dan video resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diunggah ke YouTube. Dia mengatakan bahwa penenggelaman kapal pencuri ikan yang dilakukan pihaknya diatur lewat Undang-Undang. Dia juga mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan perintah Presiden Joko Widodo dalam upaya menkonkretkan UU perikanan tersebut.

“Pak Jokowi memerintahkan dengan ketegasan beliau untuk kita bisa mengeksekusi UU Nomor 45 Tahun 2009," ujarnya, dalam akun youtube resmi KKP, kemarin.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi mengatakan setiap kebijakan bertujuan untuk kebaikan rakyat.

"Setiap menteri pasti memiliki kebijakan dan kebijakan itu pasti untuk kebaikan. Enggak ada untuk jelekan itu enggak ada," katanya, usai membuka rakornas Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Rabu (10/1/2018).

Dia melanjutkan, "Semua saya dukung. Jadi penenggelaman bentuk law enforcement yang kita tunjukkan, bahwa kita tidak main- main dengan illegal fishing atau pencurian ikan tidak main main. Oleh sebab itu yang paling ya ditenggelamkan yang paling serem itu. Untuk efek jera."

Namun, Presiden Jokowi mengatakan saat ini konsentrasi dari sektor kelautan dan perikanan harus difokuskan kembali untuk perbaikan ekonomi.

"Makanya saya bilang ke Bu Susi, Bu, sekarang konsentrasinya agar ke industri pengolahan ikan terutama yang mendorong ekspor ikan. Karena ekspornya kita turun," jelasnya.

Berdasarkan data terakhir KKP, volume ekspor perikanan tergerus 5% sepanjang tahun lalu. Volume ekspor produk perikanan selama Januari-September 2017 hanya 748.850 ton, atau lebih sedikit dibandingkan dengan realisasi pengapalan periode sama tahun lalu 787.940 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper