Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menargetkan industri mebel dapat tumbuh hingga 16% pada tahun ini.
Soenoto, Ketua Umum HIMKI, mengatakan perkembangan industri furniture dan kerajinan di Indonesia dari tahun ke tahun masih cukup menggembirakan walaupun menghadapi kondisi pasar global yang penuh tantangan. “Kami menargetkan industri ini bisa tumbuh pada kisaran 12%--16% pada tahun ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/1/2018).
Menurut Soenoto, dukungan pemerintah memiliki peran yang penting bagi pengembangan industri mebel dan kerajinan. Beberapa hal yang dibutuhkan antara lain perizinan yang lebih mudah dan koordinasi antar badan dan instansi dengan industri.
Kendati demikian, dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri mebel dan kerajinan nasional dalam meningkatkan daya saing di era perdagangan bebas saat ini membuat para pelaku industri mebel dan kerajinan optimistis.
“Dalam 4 tahun ke depan, kami yakin industri mebel dan kerajinan nasional dapat tumbuh US$5 miliar,” sebut Soenoto.
Untuk memajukan industri mebel dan kerajinan, HIMKI telah bermitra dengan pemerintah dan seluruh stakeholder.
Abdul Sobur, Wakil Ketua Umum HIMKI, sebelumnya menyampaikan potensi industri mebel dan kerajinan dalam negeri masih cukup terbuka lebar melihat dari sumber yang dimiliki oleh Tanah Air dinilai masih mendukung. “Indonesia memiliki sebanyak 80% bahan baku untuk industri mebel dan kerajinan. Saat ini, hanya bergantung pada bagaimana mengelola bahan baku tersebut menjadi barang yang berkualitas dan berdaya saing tinggi,” paparnya.
Menurut Abdul, produk furniture nasional sangat diminati oleh pasar dunia contohnya AS, Inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Australia, Belgia, Korea Selatan, Taiwan, Jepang, Italia, dan Uni Arab Emirat (UAE).
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sepanjang Januari-November 2017, ekspor mebel nasional senilai US$1,34 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, industri mebel mencatatkan ekspor senilai US$1,48 miliar. Indonesia menargetkan penjualan sebesar US$5 miliar pada 2019.