Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag: 2018, Perkuat Perdagangan Dalam Negeri dan Tingkatkan Ekspor

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tahun 2018 pihaknya tetap fokus untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok bapok serta mengutamakan penyerapan dalam negeri, meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan, dan membangun/merevitalisasi pasar rakyat.
Enggartiasto Lukita./JIBI-Nurul Hidayat
Enggartiasto Lukita./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tahun ini pihaknya tetap fokus untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok) serta mengutamakan penyerapan dalam negeri, meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan, serta membangun/merevitalisasi pasar rakyat.

"Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus menunjukkan komitmennya mewujudkan Nawacita. Kami terus bekerja keras dan fokus pada tiga mandat Presiden Joko Widodo untuk memperkuat perdagangan dalam negeri melalui stabilisasi harga dan revitalisasi pasar rakyat, serta meningkatkan ekspor," tuturnya melalui keterangan resminya, Kamis (4/1/2018).

Menurut Enggar, pihaknya berhasil mengendalikan harga bapok. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bahan makanan khususnya selama puasa (0,86%) dan Lebaran 2017 (0,69%) tercatat paling rendah dalam 6 tahun terakhir. Sama halnya dengan inflasi bahan makanan di tahun 2017 yang tercatat paling rendah dalam 6 tahun terakhir, yaitu sebesar 1,26%.

Capaian ini diperoleh dengan berbagai upaya, salah satunya melalui penetapan regulasi Harga Eceran Tertinggi (HET) atas sejumlah bapok, yaitu beras, gula pasir, minyak goreng, dan daging sapi beku. Dalam penerapan kebijakan ini, Kemendag merangkul para produsen dan pelaku usaha bapok untuk menentukan HET dan melaporkan ketersediaan stok di gudang secara transparan.

Upaya ini diikuti dengan melakukan pantauan dan pengawasan di 10 pasar induk, 165 pasar rakyat pantauan Kemendag, dan 198 pasar rakyat pantauan BPS. Kemendag bersama-sama Kementerian/Lembaga terkait seperti Polri, KPPU, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertanian, dan Bulog bergabung membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk memantau stabilitas harga bapok.

Kemendag bersama Perum Bulog juga menggelar operasi pasar guna mengantisipasi lonjakan harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan Tahun Baru. Untuk mengurangi disparitas harga antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur, pada 2017 dilakukan penambahan rute gerai maritim menjadi 13 rute dari sebelumnya hanya 6 rute.

Gerai maritim merupakan penyangga stok barang kebutuhan pokok. Selain itu, pemerintah mendukung program kemitraan antara ritel modern dan warung tradisional untuk mengurangi disparitas harga pasokan di antara keduanya. Diharapkan nantinya warung bisa membeli barang dengan harga yang sama dengan ritel modern.

Upaya untuk mencapai target revitalisasi 5.000 pasar rakyat juga terus dilakukan. Pada 2017, Kemendag membangun/merevitalisasi 909 pasar rakyat, yang terdiri dari 246 pasar melalui dana tugas pembantuan dan 618 pasar melalui Dana Alokasi Khusus APBN, serta 45 pasar melalui anggaran Kementerian Koperasi dan UKM.

Dengan demikian, sejak 2015, Kemendag telah membangun /merevitalisasi pasar rakyat sebanyak 2.715 unit. Untuk 2018, ditargetkan ada pembangunan pasar rakyat sebanyak 1.592 unit, yang terdiri dari 267 pasar melalui dana TP dan 1.275 pasar melalui DAK, ditambah dengan 50 pasar dari anggaran Kemenkop UKM. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper