Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Radius Aman Gunung Agung Diturunkan dari 8-10 km Menjadi 6 km

Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan batas radius aman Gunung Agung di Bali untuk beraktivitas dari menjadi 6 kilometer dari sebelumnya 8 hingga 10 kilometer.
Gunung Agung dari Pos Rendang, 6 Desember 2017 pukul 05:39 WITA./Istimewa
Gunung Agung dari Pos Rendang, 6 Desember 2017 pukul 05:39 WITA./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA-- Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan batas radius aman Gunung Agung di Bali untuk beraktivitas dari menjadi 6 kilometer dari sebelumnya 8 hingga 10 kilometer.

Kendati demikian, status Gunung Agung yang berada di Karang Asem, Bali, ini masih berada di level awas. Gunung Agung saat ini masih berada dalam fase erupsi dengan aktifitas vulkanik yang relatif tinggi dan fluktuatif.

Berdasarkan hasil analisis data visual maupun instrumental (seismik, deformasi dan geokimia) yang dirilis oleh Badan Geologi Kementerian ESDM pada Kamis, (4/1/2018), saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi, aktivitas vulkanik masih relatif tinggi dan fluktuatif.

Material erupsi berupa lava masih mengisi kawah, hembusan/letusan abu, dan lontaran batuan di sekitar kawah.

Volume lava di dalam kawah sekitar 20 juta meter kubik atau sekitar 1/3 dari volume kawah (60 juta meter kubik). Laju pertumbuhan kubah saat ini rendah sehingga untuk memenuhi volume kawah dalam waktu singkat kemungkinannya kecil.

Status kegempaan Gunung Agung hingga kemarin, Rabu (3/1/2018) pukul 18:00 WITA menunjukkan jumlah kegempaan dengan konten frekuensi tinggi maupun rendah hingga saat ini masih terus terekam mengindikasikan masih adanya tekanan dan aliran magma dari kedalaman hingga ke permukaan. Namun demikian, energi gempa saat ini belum menunjukkan tren naik yang signifikan.

Data deformasi dalam beberapa hari terakhir juga nenunjukkan tren yang stagnan yang mengindikasikan belum ada peningkatan pada sumber tekanan yang signifikan.

Data geokimia terakhir menunjukkan masih adanya gas magmatik SO2 dengan flux sekitar 100-300 ton/hari.

Perkiraan potensi bahaya saat ini berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan. Bahaya lontaran batu, pasir, kerikil, dan abu pekat diperkirakan melanda area di dalam radius 6 km dari kawah.

Sebaliknya, bahaya lahar hujan akan mengikuti lembah sungai yg berhulu dari Gunung Agung bergantung pada debit air maupun volume material erupsi.

Dengan skala erupsi pada saat ini (intermittent), maka potensi bahaya awan lanas kemungkinannya masih relatif kecil karena selain pertumbuhan lava yang melambat untuk memenuhi isi kawah.

Kemungkinan lainnya yaitu untuk mendobrak kubah lava menjadi awan panas maka diperlukan pembangunan tekanan yang cukup besar, sementara itu pembangunan tekanan hingga hari ini belum menunjukkan pola peningkatan yang signifikan.

Untuk itu, Kementerian ESDM memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Status AWAS dengan radius daerah bahaya yang sebelumnya 8 Km dari Kawah dan perluasan secara sektoral 10 Km menjadi 6 Km dari puncak.

Status AWAS masih dipertahankan, mengingat saat ini Gunung Agung saat ini masih dalam fase erupsi dan berdampak pada pemukiman.

2. Kondisi Gunung Agung sangat dinamis maka sehubungan dengan status masih AWAS maka setiap pihak dihimbau untuk tetap menjaga kesiapsiagaan

sehingga apabila terjadi perubahan yang cepat dapat diantisipasi dengan cepat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper