Bisnis.com, JAKARTA--Jumlah penduduk miskin Indonesia per September 2017 menurun 1,19 juta orang menjadi 26,58 juta orang dari 27,77 juta orang pada Maret 2017.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan, ini merupakan angka penurunan yang sangat signifikan. "Jadi ini merupakan capaian yang mengembirakan," tegas Kecuk, Selasa (2/1/2018).
Secara persentase, dia melanjutkan penduduk miskin tercatat turun 0,52 persen poin menjadi 10,12% pada September 2017 dari 10,64% Maret 2017.
Menurut Kecuk, perkembangan persentase angka kemiskinan ini merupakan penurunan tercepat dalam 7 tahun terakhir.
Dari data BPS, ada lima faktor penekan tingkat kemiskinan di Indonesia periode Maret-September 2017. Pertama, inflasi pada periode tersebut cukup rendah yakni, 1,45%.
Kedua, kenaikan upah nominal harian buruh tani dan bangunan. Upah nominal buruh tani naik 1,50% menjadi dan upah nominal buruh bangunan naik 0,78%.
Ketiga, penurunan ini dibantu oleh kenaikan upah riil buruh tani sebesar 1,05%. Sementara itu, upah riil buruh bangunan turun 0,66%.
Keempat, laju pertumbuhan harga komoditas pangan cukup terkendali. "Terkendali harga beberapa komoditas pokok tersebut menejan laju garis kemiskinan dan membantu daya beli masyarakat," kata Kecuk.
Dalam setahun ini, harga beras tercatat hanya naik 0,69%, daging ayam ras naik 4,68% dan daging sapi naik 0,43%. Adapun, gula pasir turun 9,74%, cabe rawit turun 57,69%, dan cabai merah 20,53%.
Kelima, program beras sejahtera (rastra) selama periode Mei-Agustus 2017 telah disalurkan kepada 30% rumah tangga.
"Ini faktor-faktor yang pengaruh besar ke pengurangan kemiskinan," ungkap Kecuk.