Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI SINGAPURA: Sektor Jasa Dorong PDB Lampaui Target di Akhir 2017

Ekonomi Singapura tumbuh dengan laju lebih cepat daripada perkiraan pada kuartal keempat tahun 2017, didorong industri jasa seperti finansial dan asuransi.
Suasana di salah satu manufaktur yang ada di Singapura./.Reuters
Suasana di salah satu manufaktur yang ada di Singapura./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Singapura tumbuh dengan laju lebih cepat daripada perkiraan pada kuartal keempat tahun 2017, didorong industri jasa seperti finansial dan asuransi.

Menurut data pendahuluan yang dirilis Kementerian Perdagangan Singapura hari ini, Selasa (2/1/2018), produk domestik bruto (PDB) naik sebesar 2,8% dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, lebih besar daripada perkiraan median delapan ekonom dalam survei Bloomberg yakni 1,6%.

Adapun pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga direvisi menjadi 9,4%. Sementara itu industri jasa, yang berkontribusi sekitar dua pertiga dari ekonomi, tumbuh 7,5% pada kuartal keempat dari tiga bulan sebelumnya.

Pertumbuhan jasa juga mendapatkan dorongan dari sektor grosir dan ritel, serta sektor transportasi dan penyimpanan.

Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, PDB Singapura naik 3,1% pada kuartal keempat, juga lebih besar daripada perkiraan median untuk kenaikan 2,6%. Pertumbuhan ekonomi Singapura sepanjang 2017 tercatat berekspansi 3,5%, laju tercepat sejak 2014.

Ekonomi Singapura, yang bergantung pada perdagangan, tumbuh tahun ini seiring dengan meningkatnya permintaan global, terutama untuk produk elektronik dan komponennya.

“Ekonomi Singapura tumbuh 3,5%, lebih dari 2 kali proyeksi awal pemerintah berkat perbaikan ekonomi global,” ujar Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidato menyambut tahun barunya, seperti dikutip Bloomberg.

Dengan latar belakang pertumbuhan yang stabil dan inflasi yang terkendali, pemerintah Singapura telah mengisyaratkan kemungkinan penaikan tarif pajak. Sementara itu, bank sentral Singapura Monetary Authority of Singapore (MAS) membuka peluang langkah pengetatan keputusan kebijakan moneternya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper