Bisnis.com, PONTIANAK – Presiden Joko Widodo membeberkan biaya yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk mewujudkan program penyalur bahan bakar minyak (BBM) 1 Harga yang telah berjalan pada 2017 ini sampai 2019 nanti.
Jokowi mengutarakan, tidak sedikit masyarakat Indonesia meragukan program ini bakal tercapai karena infrastruktur fisik yang berat di sejumlah wilayah-wilayah terpencil Tanah Air.
“Berapa sih sebetulnya biaya tambahan yang harus dikeluarkan? Tadi sudah disampaikan kurang lebih Rp800 miliar. Masa gak bisa Rp1 triliun gak bisa diberikan?” ujar Jokowi, saat peluncuran Penyalur BBM di Terminal Pertamina Pontianak, Jumat (29/12/2017).
Jokowi menyatakan, untuk subsidi BBM saja, pemerintah sebelum eranya bisa mengucurkan dana hingga Rp300 triliun maka nilai itu sangat berlebihan.
Oleh karena itu, kehadiran penyalur BBM yang jauh dari lokasi terminal Pertamina, menurutnya, harus dibangun agar berdampak pada murahnya barang-barang kebutuhan masyarakat yang lain.
Dia menyebutkan satu persatu dari Papua, Sumatra dan Kalimantan yang memiliki medan wilayah yang berat sehingga sulit ditempuh warga mengakibatkan harga barang-barang kebutuhan masyarakatmahal.
Baca Juga
“Kebutuhan masyarakat menjadi semakin mahal di tempat-tempat itu karena biaya distribusinya mahal, biaya logistik tinggi, dan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia belum kita perhatikan,” tuturnya.
Dia berterimakasih kepada Pertamina dan perusahaan swasta yang bekerja keras mewujudkan program lembaga penyalur BBM 1 Harga.