Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian menyiapkan guru dan dosen yang mengajar di seluruh unit pendidikan dan balai diklat industri untuk menghadapi era ekonomi digital, termasuk industri 4.0.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kompetensi para guru dan dosen. Peta jalan dan sistem pengajaran yang terpadu juga diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.
“Kami dorong supaya mereka menyiapkan kurikulum untuk keperluan industri nasional di era digital,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (28/12/2017).
Saat ini, Kemenperin memiliki 9 SMK, 9 politeknik dan 1 akademi komunitas yang telah menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Jumlah tenaga pengajar yang berada di bawah naungan Kemenperin sebanyak 750 tenaga pengajar.
“Dalam pengembangan kurikulum ini, perlu mencakup tiga mata kuliah yang wajib diterapkan, yaitu bahasa Inggris, statistika untuk analisis data dan coding. Waktunya cukup satu semester,” ujar Airlangga.
Selain itu, menurutnya, dunia pendidikan di Indonesia harus berubah dengan menggunakan metode problem based learning dan evidence based learning, sehingga siswa langsung belajar menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam dunia industri.
Untuk itu, Airlangga meminta agar seluruh unit pendidikan di lingkungan Kemenperin lebih berperan aktif dalam mendukung program pendidikan dan pelatihan vokasi yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.
“Dengan SDM yang terampil, produktivitas industri dalam negeri akan bersaing di kancah global. Sebab, daya saing suatu negara ditentukan juga dengan kemajuan industrinya. Kemudian, kemajuan industri akan berimbas pada ketersediaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat,” paparnya.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan, diperlukan berbagai program strategis untuk memastikan bahwa industri di Indonesia semakin banyak menyerap tenaga kerja lokal. Salah satunya melalui peluncuran program vokasi link and match antara SMK dengan industri yang sejalan dengan Inpres Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia.
Sepanjang tahun ini, telah dilakukan empat kali peluncuran program vokasi tersebut, meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Jawa Barat serta wilayah Sumatera Bagian Utara. Hasilnya, melibatkan 415 industri dan 1.245 SMK dengan jumlah sebanyak 2.177 perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani kedua belah pihak.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kemenperin Mujiyono menyampaikan kualitas SDM merupakan jawaban dari tantangan global di era digitalisasi saat ini. “Untuk mengurangi jumlah pengangguran dan mendorong perekonomian nasional, SDM kita harus terus dilatih sehingga dapat langsung terserap di industri,” tuturnya.