Bisnis.com, JAKARTA - Pola tanam tanaman pangan 2018 diperkirakan tepat waktu di tengah cuaca yang diramal masih cenderung basah tahun depan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan puncak musim hujan yang terjadi selama Januari-Februari di sebagian besar Jawa dan Sumatra dapat dimanfaatkan petani untuk menanam padi, untuk selanjutnya dipanen saat curah hujan berkurang pada Maret. Meskipun demikian, petani tetap dapat melakukan penanaman padi lagi pada musim pancaroba.
"Kan di ujung musim hujan ke awal musim kemarau itu masih ada hujan. Kami harapkan masih cukup untuk musim tanam II sehingga ketika masuk ke musim kemarau, airnya cukup, dan sampai ke tanaman matang," jelasnya, Rabu (20/12/2017).
Demikian pula dengan tebu, menurut Mulyono, tanaman semusim itu tetap dapat ditanam awal tahun meskipun pemanenannya harus benar-benar memperhatikan curah hujan agar rendemen tinggi.
"Akan lebih pas kalau saat panen betul-betul dilakukan saat kemarau. Bukan kemarau betul, tapi paling tidak saat panen betul betul curah hujannya sedang sedikit," katanya.
Mulyono mengatakan musim hujan dan kemarau tahun depan tidak datang pada waktu yang sama di setiap wilayah. Namun, secara umum tidak ada pergeseran musim tanam maupun musim panen.
Meskipun secara umum tidak akan ada pergeseran musim tanam dan musim panen tahun depan, Mulyono mengatakan variabilitas kondisi masing-masing wilayah akan memengaruhi.
"Karena kan tidak semua wilayah masuk ke musim hujan atau akhir musim hujan pada waktu yang bersamaan sehingga bisa saja pada umumnya Sumatra, Jawa bagian barat, akan lebih basah, lebih panjang musim hujannya, tetapi untuk ke arah timur, dari Jawa Timur ke arah NTT cenderung musim hujannya lebih pendek dan lebih awal masuk ke musim kemaraunya," jelasnya.