Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran FLPP : Pemerintah Anggap Bank Belum Pahami Detil Industri Perumahan

Pemerintah mengklaim bank penyalur kredit pinjaman perumahan dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP belum memahami secara detail dari hulu ke hilir tentang industri perumahan utamanya yang bersubsidi.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengklaim bank penyalur kredit pinjaman perumahan dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP belum memahami secara detail dari hulu ke hilir tentang industri perumahan utamanya yang bersubsidi.

Hal ini tercermin dari data penyerapan FLPP yang masih jauh dari target tahun ini sebesar 40.000 unit dengan anggaran Rp3,1 triliun.

Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lana Winayanti mengemukakan saat ini pemerintah mencatat realisasi penyerapan FLPP baru 20.227 unit dengan besaran dana Rp2,3 triliun.

“Tahun ini BTN memutuskan tidak ikut menyalurkan FLPP jadi kami dorong perbankan lain untuk mengambil porsi. Namun, kami juga menyadari akan sulit mengejar seluruh target pada tahun ini mengingat pencairan dana FLPP baru keluar pada akhir Oktober lalu,” katanya, Selasa (19/12/2017).

Adapun keputusan Bank BTN untuk tidak mengambil porsi FLPP tahun ini mengakibatkan pemotongan anggaran yang sangat tinggi yakni dari Rp9,7 triliun menjadi Rp3,1 triliun saja. Hal ini dikarenakan Bank BTN lebih memilih fokus menyalurkan skema Subsidi Selisih Bunga atau SSB yang tahun ini ditargetkan mencapaii 239.000 unit.

Meski demikian Lana menyebut tahun depan porsi FLPP akan ditambah menjadi 42.000 unit dengan anggaran sekitar Rp4 triliun, SSB Rp2,6 trilun untuk 225.000 unit, dan SBUM Rp1,3 triliun untuk 334.500 unit.

Selain itu, tahun depan pemerintah juga aka menerapkan program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan atau BP2BT dengan anggaraan US$215 juta akan berjalan dalam tiga tahun ke depan. Pada tahun pertama, 2018 nanti pemerintah menargetkan akan menyalurkan untuk 25.000 unit.

“Saat ini kami masih terus menggandeng banyak perbankan baik sekelas daerah maupun nasional untuk terlibat aktif menyalurkan dana subisdi perumahan pada tahun depan. Pemerintah juga akan memulai kajian berbagai skema subsidi ini mengingat 2019 program Tapera [tabungan perumahan rakyat] akan berjalan,” ujarnya.

Lana menambahkan adanya Tapera dipastikan akan memangkas sejumlah skema subsidi yang saat ini digulirkan. Namun, pengalihan subsidi tersebut dipastikan akan tetap menjangkau masyarakat dalam hal kepemilikan hunian. Dirinya mencontohkan dana peralihan subsidi bisa saja dialihkan bagi yang berpenghasilan di bawah upah minimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper