Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk mendorong pemerataan ekonomi nasional.
Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyampaikan pendidikan vokasi untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Dia menyebutkan sejak Agustus tahun lalu sampai dengan bulan yang sama pada 2017 terhitung ada 7,4 juta pengangguran. Hal ini karena kompetensi lulusan tidak sesuai dengan kebutuhan industri.
Kemenperin mencatat, berdasarkan riset Bank Dunia pada Oktober 2017 lalu, Indonesia membutuhkan waktu 45 tahun untuk mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan dan membutuhkan waktu 75 tahun untuk mengejar ketertinggalan di bidang ilmu pengetahuan. “Untuk memacu pertumbuhan industri dan ekonomi, diperlukan tiga faktor utama, yaitu investasi, teknologi dan SDM,” kata Haris dalam siaran pers, Minggu (17/12/2017).
Ketersediaan SDM yang kompeten dapat mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing industri di kancah global. Selain itu, sektor industri diharapkan dapat memberikan nilai tambah kepada kesejahteraan masyarakat agar tenaga kerja Tanah Air dapat terhindar dari middle income trap.
Dia menjelaskan selain melalui program link and match antara SMK dengan industri, Kemenperin berkomitmen untuk terus menciptakan tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan dunia industri yang dihasikan dari sejumlah unit pendidikan vokasi di lingkungan Kemenperin. Saat ini, Kemenperin telah memperoleh rekomendasi dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk membangun delapan politeknik.
“Peralatan praktik di sekolah-sekolah kami luar biasa bagus karena kami mengupayakan agar selevel dengan peralatan yang digunakan di industri dan satu alat untuk satu siswa saat praktik. Selain itu, memiliki workshop, laboratorium dan teaching factory yang sesuai dengan industri,” ujarnya.
Selain itu, Kemenperin juga menerapkan standar agar menjadikan sekolah-sekolah binaannya mampu unggul. Pertama, didorong untuk meluluskan siswa dengan nilai ujian akhir yang baik. Sebagai contoh, pada tahun ajaran lalu, SMK SMTI Yogyakarta meraih peringkat I untuk Ujian Nasional SMK di Kota Yogyakarta dan peringkat II tingkat provinsi.
Kedua, siswa dibekali dengan sertifikat kompetensi keahlian tertentu untuk diterapkan di industri. Bahkan, dengan adanya kerja sama dengan lembaga sertifikasi VAPRO Belanda, lulusan SMK milik Kemenperin juga memperoleh sertifikat kompetensi tingkat internasional. Ketiga, sekolah bekerja sama dengan lembaga pendidikan setempat untuk memberikan sertifikat bahasa asing kepada lulusannya. “Sekolah juga membantu dalam rekrutmen pekerjaan para lulusannya,” imbuh Haris.
Haris menyampaikan untuk mengembangkan pendidikan vokasi industri, Kemenperin akan mengirim guru SMK di lingkungan Kemenperin untuk mengikuti magang di luar negeri pada tahun depan, misalnya ke Institute of Technical Education di Singapura dan Formosa Training Center Taiwan. Selanjutnya, juga akan mempekerjakan silver expert, yaitu para ahli yang pernah bekerja di industri, untuk melatih guru dan siswa di SMK.
Kepala Pusat Penddikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Industri Mujiyono memaparkan ada tiga tahapan pendidikan vokasi. Pertama, sekolah konvensional yang belum berorientasi kebutuhan pasar. Kedua, sekolah yang telah link and match dengan industri sehingga kurikulumnya tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan industri.
Ketiga adalah sekolah yang menerapkan dual system, dengan kegiatan belajar di sekolah dan praktik di industri yang porsinya seimbang. “Ini merupakan model yang lazim di Eropa, terutama Jerman, dan kami sedang berupaya menuju ke sana,” ujar Mujiyono.
Sementara itu, Rr Ening Kaekasiwi, Kepala Sekolah SMK SMTI Yogyakarta, menyampaikan hampir 98% lulusan diterima kerja di industri saat wisuda dan hanya menunggu waktu 3 bulan seluruhnya telah terserap kerja. SMK SMTI Yogyakarta yang telah berdiri sejak tahun 1947 ini mempunyai tiga jurusan, yakni kimia industri, kimia analisis dan teknik mekatronika.