Bisnis.com, SURABAYA – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, dan Menengah (UKM) berambisi meningkatkan kontribusi koperasi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Saat ini, kontribusi koperasi pada perekonomian nasional hanya sekitar 4%.
Padahal, koperasi merupakan salah satu kekuatan dan tulang punggung perekonomian masyarakat karena dapat membantu proses pembiayaan aktivitas usaha dengan bunga sangat kecil dibandingkan sektor perbankan.
Menteri Koperasi dan UKM AA Gusti Ngurah Puspayoga menyampaikan untuk tahun depan, anggaran Kementeriankop-UKM akan fokus pada sejumlah program yang dinilai efektif mendongkrak kinerja koperasi nasional.
“APBN dan APBD harus benar-benar dipikirkan agar bagaimana dapat mendorong koperasi dan kewirausahaan. Merancang APBD harus sejalan dengan meningkatkan pertumbuhan koperasi dan pertumbuhan ekonomi,” kata Puspayoga di Surabaya, Kamis (14/12).
Puspayoga menyampaikan koperasi merupakan usaha bersama berbasis masyarakat yang dapat berperan penting menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru. Dalam jangka panjang, koperasi harus berperan meningkatkan serapan tenaga kerja sekaligus menekan angka kemiskinan di daerah.
Baca Juga
Data yang dihimpun Kemenkop-UKM menunjukkan perang koperasi pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional secara konsisten menunjukkan peningkatan. Pada 2014, kontribusi koperasi terhadap PDB hanya 1,7%.
Pada tahun lalu, kontribusi koperasi tercatat naik lebih dari dua kali lipat atau mencapai 3,9%. Dari angka ini, Puspayoga menargetkan kontribusi yang lebih tinggi melalui penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Anggaran APBN Kementerian Koperasi itu tidak besar karena memang ini kementerian kebijakan, bukan kementerian teknis. Karena jumlahnya kecil, harus diarahkan fokus pada program [besar], jangan dibagi-bagi sedikit-sedikit ke program kecil,” jelas Puspayoga.
KUR
Puspayoga menyebut saat ini Kemenkop-UKM bersama Kementerian Keuangan tengah menggodok ketentuan penurunan bunga KUR menjadi 7% pada tahun depan dari 9% pada tahun ini. kebijakan tersebut diharapkan dapat lebih mendongkrak perekonomian rakyat.
“Bunga KUR perlahan kami turunkan, dulu sempat 22% sekarang 9%, dan tahun depan akan diturunkan lagi menjadi 7% sesuai arahan Bapak Presiden [Joko Widodo]. Kebijakan ini harus benar-benar dimanfaatkan,” jelasnya.
Pada tahun depan, pemerintah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp120 triliun atau naik sekitar 9% dari target sepanjang tahun ini sebesar Rp110 triliun. Untuk dapat mencapai target tersebut, Kemenkop-UKM akan menggandeng 60 koperasi untuk membantu menyalurkan KUR.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun sebelumnya menyampaikan sebagian besar KUR justru diberikan pada pelaku UMKM yang bisnisnya telah berjalan dengan mapan. Seharusnya, pemerintah melirik usaha yang tengah dirintis.
“Kualitas belum menjadi perhatian dalam penyaluran KUR, masih fokus pada jumlah penyaluran,” kaya Ikhsan. (Bisnis, 6/12)
Selain itu, Ikhsan menilai distribusi KUR ke sektor produktif pun masih rendah sehingga pelaksanaan KUR belum berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional.