Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah akhirnya memutuskan bentuk pembangunan kereta Jakarta-Surabaya, yakni dengan penambahan single track dengan menggunakan narrow gauge (rel ukuran 1.067 milimeter) di jalur utara.
Pembangunan juga akan difokuskan terlebih dahulu untuk jalur Jakarta-Semarang dengan rencana groundbreaking dilakukan pada awal 2019. Perkiraan investasi awal untuk jalur Jakarta-Semarang memakan dana hingga Rp51,5 triliun.
Hal tersebut dalam rapat internal yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimuljono, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro bersama perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Kantor Wakil Presiden, Rabu (13/12/2017).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan opsi narrow gauge diambil karena alasan fleksibilitas rute dan perkiraan investasi yang lebih terjangkau.
Saat ini, usulan awal untuk proyek dengan bentuk tersebut akan memiliki kecepatan rata-rata 115km/jam, dengan kecepatan maksimum mencapai 160km/jam. Adapun, perkiraan waktu tempuh untuk skema tersebut diperkirakan mencapai 6 jam 25 menit.
"Tapi kami minta lebih dari itu karena sudah pakai narrow gauge. Wapres JK juga menginstruksikan agar proyek tersebut dapat memiliki waktu tempuh di bawah enam jam dan harga paling murah," ujar Budi.
Baca Juga
Rencananya, pembangunan jalur Jakarta-Semarang akan memakan waktu hingga dua tahun. Setelahnya, pembangunan baru akan diteruskan menuju Surabaya.
Adapun, Budi mengatakan pihak Jepang akan segera mempelajari proposal terbaru dari pemerintah tersebut. Rencananya, hasil feasibility study akan keluar pada April 2018. Sementara itu, pembangunan proyek diperkirakan akan dimulai pada awal 2019.
Duta Besar Jepang Untuk Indonesia Masafumi Ishii menambahkan selanjutnya pihaknya akan berdiskusi dan melakukan pengerjaan lebih lanjut untuk memastikan pembangunan kereta Jakarta-Surabaya sesuai dengan keinginan pemerintah.
"Saya memahami bahwa proyek ini adalah proyek nasional Indonesia yang sangat penting bagi pemerintah Indonesia dan tak boleh gagal. Pihak Jepang bertekad menjalankan proyek penting ini dengan mantap," jelasnya.