Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menetapkan total pembiayaan proyek kereta ringan atau light rail transit/LRT Jabodebek senilai Rp29,9 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembiayaan tersebut merupakan kombinasi antara dana dari pemerintah dan komersial.
"Struktur pembiayaan LRT Jabodebek totalnya sebesar Rp29, 9 triliun dengan menggunakan struktur yang sesuai dengan Perpres 49/2017," katanya, Jumat (8/12/2017).
Dalam proyek ini PT KAI dan PT Adhi Karya Tbk. adalah penyelenggara prasarana dan sarana LRT yang juga berperan sebagai investor utama.
KAI menerima PMN (Penyertaan Modal Negara) sebesar Rp7,6 triliun dan Adhi Karya menerima PMN Rp1,4 triliun dengan jaminan pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Luhut usai rapat dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Baca Juga
Menurutnya, Adhi Karya dan KAI akan melakukan kerjasama terkait dengan pemanfaatan prasarana yang dibangun oleh Adhi Karya secara langsung tanpa membentuk joint venture dengan tetap memegang azas yang adil dan transparan.
"Kita ingin semua dilaksanakan secara transparan. Saya harap semua harus mengawasi proyek ini termasuk media," imbuhnya.
Proyek LRT ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah kemacetan lalu lintas dan ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2019.
Jalur utamanya Cibubur-Cawang-Kuningan-Dukuh Atas dan Bekasi Timur-Cawang.