Bisnis.com,JAKARTA— Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan meningkatkan kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di 12 kawasan pariwisata Indonesia pada 2018 mendatang.
Direktur Perencanaan Penyediaan Perumahan Kemenpupera Hardi Simamora mengatakan dari pinjaman sebesar US$425 juta termasuk untuk pembiayaan dan rumah swadaya akan membuat alokasi penerimaan dana untuk Direktorat Rumah Swadaya mengalami peningkatan tahun depan.
“Pada pagu anggaran 2018, alokasi rumah swadaya sebesar Rp 3,25 triliun dari tahun sebelumnya yakni Rp 1,9 triliun,”katanya Selasa (5/12).
Menurutnya, saat ini ada sebanyak 3,4 juta rumah tidak layak huni yang harus segera ditangani, namun dalam RPJMN hingga 2019 mendatang setidaknya 1.750 ribu unit akan diperhitungkan juga dengan program-program yang dialokasikan dengan daerah, baik itu provinisi maupun kabupaten/kota melalui APBD. Dan juga program berkaitan dengan CSR.
Sehingga dalam pencapaian RPJMN memang tidak diharapkan dari APBN saja, tetapi juga ada DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk dikhususkan peningkatan bagi rumah tidak layak huni. Pemberian pinjaman ini juga diberikan mengingat kebutuhan yang sangat besar untuk rumah tidak layak huni.
Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Johny Subrata Kementerian PUPR mengatakan alokasi pengembangan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), tahun depan adalah untuk 10 kawasan plus 2 kawasan. Di mana sebanyak 2 kawasan dari arahan Presiden Jokowi.
Baca Juga
Menurutnya, program ini dilaksanakan sebagai bentuk perhatian pemerintah agar kualitas hunian masyarakat di kawasan destinasi pariwisata Indonesia menjadi lebih baik.
Pada 2018 mendatang, pihaknya akan membedah ribuan rumah di 12 kawasan pariwisata, yakni Danau Toba sebanyak 1.400 rumah, Kepulauan Seribu sebanyak 150 rumah, Mandeh sebanyak 347 rumah, Tanjung Kelayang sebanyak 150 rumah, dan Tanjung Lesung sebanyak 200 unit rumah.
Tak hanya itu. Johny mengatakan pihaknya juga akan membedah rumah di Borobudur sebanyak 500 rumah, Bromo sebanyak 900 rumah, Mandalika sebanyak 200 rumah, Labuan Bajo sebanyak 350 rumah, Morotai sebanyak 200 rumah, Toraja sebanyak 200 rumah, dan Wakatobi sebanyak 300 rumah.
"Besaran bantuan untuk pembangunan baru adalah Rp 30 juta, untuk peningkatan kualitas dengan klasifikasi rumah rusak ringan Rp 7,5 juta, rumah rusak sedang Rp 10 juta, dan rumah rusak berat Rp 15 juta,"katanya.
Pada akhir tahun 2017, telah dilakukan bedah rumah di 5 lokasi, yakni Danau Toba sebanyak 704 rumah, Mandalika sebanyak 200 rumah, Labuan Bajo sebanyak 360 rumah, Borobudur sebanyak 360 rumah, dan Bromo sebanyak 503 rumah