Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laju Industri Farmasi Bakal di Atas Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan laju pertumbuhan industri farmasi akan terus berada di atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional.
 Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono (kanan) bersama Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (kedua kiri) dan Fresenius Kabi Board Member and President Region Asia, Gerrit Steen (ketiga kiri) meninjau proses produksi obat di PT. Ethica Industri Farmasi, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (23/11/2017)./JIBI
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono (kanan) bersama Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek (kedua kiri) dan Fresenius Kabi Board Member and President Region Asia, Gerrit Steen (ketiga kiri) meninjau proses produksi obat di PT. Ethica Industri Farmasi, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (23/11/2017)./JIBI

CIKARANG, Bisnis.com—Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan laju pertumbuhan industri farmasi akan terus berada di atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional.

Sektor ini masih memiliki tantangan untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku. Pabrikan farmasi menggantungkan sekitar 95% pasokan bahan bakunya dengan mengimpor.

“Ketergantungan impor memang terjadi karena investasi yang masuk kebanyakan masih pada sektor hilir,” ujarnya di sela-sela peresmian pabrik PT Ethica Industri Farmasi, Kamis (23/11/2017).

Pemerintah akan mengkaji penerapan insentif fiskal yang mampu menarik investasi tertuju kepada penguatan sektor hulu. Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan, menurut Airlangga, adalah dengan merujuk Thailand yang memberikan insentif fiskal untuk riset pengembangan sektor kimia dan farmasi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyatakan ketergantungan terhadap bahan baku impor merupakan salah satu penyebab mengapa harga obat menjadi relatif mahal.

“Kebanyakan belum mampu membuat bahan baku obat sendiri di dalam negeri, istilahnya hanya meracik saja,” ujarnya.

Pemerintah tengah menggodok pembentukan konsorsium bahan baku obat untuk kebutuhan industri farmasi. Konsorsium ini bertujuan agar industri farmasi dapat mengutamakan penyerapan bahan baku lokal.

“Kimia Farma yang kami dorong di depan. Bisa saja melibatkan asing juga, tetapi mesti diatur industrinya siapa saja yang bisa ikut di ujung. Konsorsium bahan baku ini supaya setiap perusahaan farmasi tidak perlu lagi membuat bahan baku yang sama,” ujarnya.

Pemerintah mengupayakan untuk mengikutsertakan investor asing dalam konsorsium tersebut guna mendukung ketersediaan teknologi yang belum tersedia di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper