Lokomotif perekonomian baru di Bandung Raya itu segera rampung. Jalan tol Soreang—Pasirkoja yang lebih dikenal dengan singkatan jalan tol Soroja sepanjang 10,57 kilometer tinggal menunggu uji kelayakan operasi dan peresmian dalam waktu dekat.
Menurut rencana, jalan tol yang menghubungkan Kota Bandung dengan pusat Kabupaten Bandung di Soreang segera diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir bulan ini.
Tentunya, keberadaan jalan tol Soreang akan menambah kekuatan jaringan transportasi di Bandung Raya karena terhubung langsung dengan ruas tol yang sudah ada sebelumnya yakni tol Purwakarta—Bandung—Cileunyi (Purbaleunyi) di persimpangan kilometer 132.
Koneksi tersebut memudahkan pengguna jalan dari Soreang yang akan meneruskan perjalanan ke arah timur hingga Cileunyi. Atau sebaliknya, ke arah barat menuju Cikampek, serta Jakarta hingga Merak.
Kabupaten Bandung pun dengan begitu harus segera bersolek. Jaringan infrastruktur yang terkoneksi dengan baik diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya.
Nilai investasi permukiman dan kawasan industri pun bisa terangkat naik nilainya. Satu lagi efek positif yang diharapkan dari keberadaan lokomotif baru itu adalah menggenjot sektor pariwisata Bandung Raya.
Baca Juga
Konsesi jalan tol Soroja dimiliki oleh PT Citra Marga Lintas Jabar, badan usaha jalan tol dari kelompok usaha PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk., investor swasta pertama yang membangun jalan tol di Indonesia.
Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar Bagus Medi Suarso mengaku bahwa konstruksi pengerjaan jalan tol Soroja telah selesai. Pihaknya berharap supaya proses peresmian proyek strategis nasional ini akan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.
“Ya, proyeknya kan strategis. Jadi, kemungkinan Presiden yang meresmikan. Untuk jadwalnya masih dikoordinasikan dengan protokoler Presiden," ungkapnya, Senin (13/11).
Bagus menjelaskan bahwa proses pengadaan lahan dan faktor cuaca menjadi dua tantangan utama yang dihadapi saat konstruksi. Namun, perusahaan optimistis dapat mengoperasikan tol Soroja pada bulan ini.
Keberadaan jalan tol Soroja diyakini akan memudahkan mobilitas warga Bandung dan mempersingkat waktu tempuh perjalanan. Semula, perjalanan dari Soreang menuju Pasirkoja memerlukan waktu hingga 2 jam melalui jalur arteri.
Dengan adanya jalan tol Soroja diharapkan waktu tempuh cukup memakan waktu 15 menit, terlebih jalan tol itu nantinya diintegrasikan dengan Purbaleunyi.
Di sisi lain, karena tol Soroja telah terkoneksi dengan Kota Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahkan mengusulkan supaya status jalan bebas hambatan itu menjadi jalan tol dalam kota.
Menurut Sekretaris Daerah Pemprov Jabar Iwa Karniwa, usulan tersebut bukan hanya dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan, melainkan juga diharapkan dapat menekan angka kecelakaan dan tindak kriminal.
“Frekuensi kendaraan pun bisa jauh lebih banyak, termasuk ketika malam hari karena jalan tolnya terang benderang,” ujarnya.
Bagus mendukung usulan Pemprov Jabar itu, bahkan perusahaan telah mengajukannya ke Badan Pengatur Jalan Tol.
“Kami optimistis usulan itu dapat disetujui. Saat ini, kami bahkan sedang menyelesaikan instalasi penerangan di sepanjang jalan utama tol Soroja,” kata Dirut PT Citra Marga Lintas Jabar itu.
Dinanti Pengusaha
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Jawa Barat Agung Suryamal Sutisno mengatakan bahwa pengoperasian jalan tol Soroja memang dinanti oleh kalangan pengusaha karena dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Bandung dan kawasan selatan Kota Bandung. “Efisiensi yang dicapai, bisa sampai 20%,” katanya.
Kabupaten Bandung kini memang sudah berkembang menjadi sentra permukiman dan industri. Salah satu kawasan industri yang terdekat dengan Gerbang Tol Margaasih adalah Kutawaringin. Keberadaan jalan tol Soroja tentu akan memudahkan distribusi hasil industri ke seluruh Bandung Raya, Jakarta, dan kota besar lainnya.
Nilai investasi di Kabupaten Bandung pun berpeluang naik. Apalagi ada Peraturan Daerah Provinsi Jabar No. 2/2016 tentang Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat.
Beleid itu antara lain menetapkan Kawasan Bandung Utara sebagai kawasan konserverasi dan kawasan rawan bencana sehingga harus dibatasi penggunaan ruang untuk mendirikan bangunan.
Perda Jabar itulah yang kemudian diprediksi mendorong pengembang dan pelaku industri beralih dan mengincar kawasan selatan Bandung. Di sisi lain, Pemkab Bandung tengah menggencarkan sentra agroindustri. Kabupaten Bandung juga sedang menyiapkan pembangunan kawasan olahraga Si Jalak Harupat.
Tidak heran kalau pelaku usaha juga sudah mengincar kawasan ini. Sebagai contoh adalah pembangunan Kota Baru Tegalluar yang hanya berjarak 5 kilometer dari Kota Bandung.
Salah satu poin penting lagi dari keberadaan jalan tol Soroja adalah daya dorongnya dalam mengembangkan sektor pariwisata di kawasan selatan Bandung, mengimbangi pencapaian di kawasan utara Bandung.
Akses yang baik dan bebas macet ke daerah tujuan wisata tentu menjadi salah satu kunci untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Bandung.
Beberapa tujuan wisata yang potensial dikembangkan, misalnya, Kawah Putih, Kawah Cibuni, air terjun Sindulang, pemandian air panas Cimanggu, pemandian air panas Cibolang, arung jeram Sungai Cisangkuy, bumi perkemahan Rancaupas, Situ Patenggang, Situ Cileunca, perkebunan teh Rancabali, dan Pengalengan.
Peran penting jalan tol Soroja sebagai urat nadi baru untuk mendongkrak perekonomian di Kabupaten Bandung tentu harus diimbangi dengan ketersediaan akses dari dan menuju jalan bebas hambatan itu. Gayung pun seperti bersambut.
Sekda Jabar Iwa Karniwa mengungkapkan bahwa Pemprov Jabar dan Pemkab Bandung sudah menyiapkan rencana pelebaran sejumlah jalan yang tersambung dengan jalan tol Soroja. “Sudah ada rencana lanjutan untuk mengoptimalkan jalan tol itu.”
Kita berharap agar pengoperasian jalan tol Soroja dan tol lainnya segera terealisasi sehingga dapat mempermudah mobilitas masyarakat dan target pengoperasian 392 kilometer jalan tol baru oleh pemerintah pada tahun ini bisa dicapai.