Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara, menunggu penurunan tarif gas hingga mencapai US$7-US$8 per MMBtu untuk menopang keberlangsungan bisnis dan investasi.
Harga gas di KEK Sei Mangkei pada saat ini mencapai lebih dari US$12 per MMBtu. Hal ini menyulitkan pabrikan yang telah berinvestasi seperti PT Unilever Oleochemical Indonesia yang berharap dari awal akan mendapatkan harga gas yang bersaing.
Reynaldi, Direktur PT Kawasan Industri Nusantara KEK Sei Mangkei, mengaku telah berupaya berbagai cara agar mendapatkan harga gas yang lebih rendah dibandingkan dengan saat ini. Salah satu langkah yang dilakukan pada beberapa waktu lalu telah berbicara langsung kepada pemerintah dan PT Pertamina Gas (Pertagas).
"Keinginan kami telah direspons oleh Pertamina Gas dan akan diturunkan, tetapi belum tahu pasti menjadi berapa," ungkapnya pada Kamis (9/11/2017).
Menurutnya, penurunan tarif ini mutlak dibutuhkan KEK Sei Mangkei untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Selain itu, penurunan ini dapat mendorong iklim usaha yang positif sehingga mendatangkan berbagai investor. "Jika harga gas mahal tentu investor akan mengambil langkah wait and see."
Dia menjelaskan beberapa waktu lalu PT Alternative Protein Indonesia (API) telah menunjukkan niat untuk berinvestasi di KEK Sei Mangkei. Perusahaan ini akan menanamkan investasi awal senilai Rp3,5 triliun untuk membangun pabrik pakanan ternak.
Baca Juga
"Diharapkan rencana API membangun pabrik ini akan memberikan multiplier effect bagi kehadiran investasi yang lain," tutur Reynaldi.
Dia berharap investasi di KEK Sei Mangkei terus tumbuh agar perekonomian masyarakat Sumut terangkat dan tidak perlu merantau mencari kerja ke Pulau Jawa. Dia menghitung jika lahan seluas 2.000 hektare milik KEK Sei Mangkei dapat terpenuhi, akan menyerap tenaga kerja sebanyak 83.000 orang.
Sebelumnya, pemerintah menargetkan hingga 2019 akan terwujud 25 wilayah sebagai KEK. Hingga saat ini sudah terdapat 12 KEK yang ditetapkan, di antaranya sebanyak delapan KEK bertema manufaktur dan empat KEK kepariwisataan.
Aliran investasi untuk 12 KEK ini terhitung menjanjikan. Tercatat, pada akhir Juli 2017 terkumpul komitmen investasi Rp221 triliun. Harapannya pada 2030, KEK dapat menarik investasi mencapai Rp726 triliun.