Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GrabPay Kini Bisa Untuk Belanja di Toko

Perusahaan transportasi online, Grab, pada hari Rabu (1/11/2017) memperkenalkan penggunaan GrapBay untuk pembayaran barang dan jasa di toko-toko atau restoran.
Logo angkutan online Grab/Reuters-Edgar Su
Logo angkutan online Grab/Reuters-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan transportasi online, Grab, pada hari Rabu (1/11/2017) memperkenalkan penggunaan GrabPay untuk pembayaran barang dan jasa di toko-toko atau restoran.

Seperti dilansir CNBC, penggunaan sistem non-tunai Grab sebagai alat pembayaran lain itu saat ini baru tersedia di Singapura. Namun, co-founder Grab, Tan Hooi Ling, mengatakan bahwa pihaknya akan meluncurkan layanan ini secara bersamaan di seluruh Asia Tenggara setelah mendapatkan persetujuan perundangan di tiap negara.

Saat ini, pembayaran melalui GrabPay diterima di 25 restoran dan warung makan di Singapura yang terdaftar. Untuk jangka panjang, perusahaan menargetkan 20.000 merchant di Singapura serta di seluruh Asia Tenggara, yang masih lebih suka menggunakan uang tunai

Saat ini, ada beragam pilihan pembayaran nontunai di Asia karena adanya lonjakan kepemilikan smartphone dan penetrasi internet yang meluas.

Namun, studi PayPal di bulan Agustus menemukan bahwa penggunaan uang tunai masih mendominasi di banyak pasar utama, termasuk di Asia Tenggara. Misalnya, lebih dari 70% responden di Filipina dan Indonesia mengatakan bahwa mereka lebih sering menggunakan uang tunai.

Tan mengatakan, uang tunai sulit dilacak, bisa dengan mudah salah letak dan tidak efisien. Meski begitu, para pedagang belum beralih ke opsi pembayaran nontunai karena dianggap sulit dan mahal.

Dia mengambil contoh pada berbagai titik penjualan (Point of Sale/POS) yang diterima di supermarket besar. Di sana, persiapan opsi pembayaran nontunai masih memerlukan waktu dan harganya juga mahal karena ada kebutuhan untuk memasang perangkat keras yang tepat serta memberikan pelatihan untuk operatornya.

"Apa yang kami berikan adalah kebalikan dari itu. Ini merupakan sesuatu yang sangat mudah dipasang, mudah digunakan, serta terjangkau bagi para pedagang, begitu juga dengan pelanggan," kata Tan.

Selain itu, Tan mengatakan, banyak bisnis menghadapi tingkat diskonto pedagang (MDR) yang tinggi, yang merupakan biaya transaksi yang dikurangkan oleh penyedia alat pembayaran nontunai dari jumlah yang diterima pedagang

Ia melanjutkan, hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh perangkat keras dan proses penjualan yang mahal dan membuat tidak efisien. MDR merupakan adalah cara yang umum bagi banyak platform pembayaran nontunai untuk menghasilkan uang.

Tan mengungkapkan, layanan pembayaran Grab ini pada tahap awal tidak akan menarik MDR. Itu berarti pedagang yang menerima pembayaran melalui GrabPay akan mendapat jumlah pembayaran secara utuh.

"Kami ingin memastikan bahwa para pedagang pertama-tama memahami produknya, bagaimana hal itu membantu mereka dan tidak ada biaya untuk dicoba," kata Tan.

Tapi begitu layanan tersebut mendapat lebih banyak pengguna, dia menambahkan, Grab akan menentukan jumlah MDR yang masuk akal yang tidak akan menjadi beban bagi para pedagang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper