Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Mebel dan Kerajinan Alihkan Konsentrasi ke Pasar Lokal

Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia kini fokus membidik pasar lokal yang pada beberapa waktu lalu bukan menjadi target utama penjualan.
Pengunjung berada di salah satu stand pameran International Furniture Expo (IFEX) 2017 di Jakarta, Senin (13/3)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung berada di salah satu stand pameran International Furniture Expo (IFEX) 2017 di Jakarta, Senin (13/3)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia kini fokus membidik pasar lokal yang pada beberapa waktu lalu bukan menjadi target utama penjualan.

Dalam rapat kerja nasional (Rakernas) ke-29 Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) disampaikan bahwa penjualan mebel dan kerajinan nasional sampai saat ini baru mencapai US$1,3 miliar. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian pada 2016 dan 2015, yang masing-masing sebesar US$1,6 miliar dan US$1,93 miliar. Bahkan, nilai ekspor mebel Vietnam pada 2015 mencapai US$6,9 miliar dan Malaysia US$2,4 miliar.

Seperti yang dikutip dalam keterangan resmi Asmindo yang diterima Bisnis, Rabu (25/10/2017), kini asosiasi tersebut mulai fokus untuk menggarap pasar mebel dam kerajinan dalam negeri, kendati tidak menutup peluang untuk bermain di pasar ekspor. Selama ini Asmindo dinilai fokus hanya ke ekspor, sehingga pasar lokal tanpa disadari dimasuki barang impor.

Potensi pasar mebel dan kerajinan nasional dinilai cukup besar yang disokong oleh pembangunan apartemen, hotel, perkantoran yang membutuhkan komoditas yang dimiliki oleh Asmindo. Dengan begitu Asmindo akan menjalin kerja sama dengan asosiasi usaha di bidang konstruksi agar bisa memasok kebutuhan mebel untuk sektor properti.

Asmindo menangkap peluang pasar nasional dengan berupaya mengembangkan desain mebel yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dalam negeri sesuai dengan hasil riset. Adapun untuk mengincar pasar dalam negeri Asmindo akan menghadapi dua tantangan besar, yakni pertama adalah inovasi desain produk yang harus sesuai dengan selera pasar domestik. Kedua, kasus perdagangan kayu ilegal yang memengaruhi masa depan industri mebel di Indonesia karena terkait penyediaan bahan baku.

Terkait tantangan soal bahan baku, Asmindo akan membenahi masalah kelancaran pasokan bahan baku yang dinilai membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, Asmindo akan berkoordinasi dengan pemerintah agar membantu anggotanya yang belum bisa mengakses sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu.

 

Upaya dalam mengincar pasar domestik ini menjadi fokus utama Mugiyanto selaku Ketua Umum Asmindo terpilih periode 2017—2022. Strategi tersebut dilakukan untuk memperkuat industri mebel dalam negeri, agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper