Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proses Karantina Benih Tanaman Antarpulau Dikeluhkan

Asosiasi Produsen Benih Hortikultura Indonesia (Hortindo) berharap kemudahan proses karantina benih tanaman antarpulau agar petani dapat memaksimalkan musim tanam.
Penyilangan tanaman/youtube-Teknologi Benih IPB
Penyilangan tanaman/youtube-Teknologi Benih IPB

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Produsen Benih Hortikultura Indonesia (Hortindo) berharap kemudahan proses karantina benih tanaman antarpulau agar petani dapat memaksimalkan musim tanam.

Ketua Hortindo Afrizal Gindow menyampaikan proses karantina benih tanaman antarpulau kerap bermasalah dan membutuhkan proses lama, khususnya pada varietas baru. Sementara, petani membutuhkan benih segera guna mengejar musim tanam.

"Sebelum mengirim benih ke Sulawesi, kami harus menunggu pemeriksaan bebas penyakit terlebih dulu. Sementara musim tanam itu terbatas," kata Afrizal dalam kegiatan Lokakarya Dukungan Perbenihan dan Pembibitan dalam Pembangunan Pertanian, pekan kemarin.

Proses karantina benih tanaman membutuhkan waktu sekitar 21 hari - 30 hari. Akibatnya, ketersediaan benih di daerah terganggu.

Afrizal menjelaskan Badan Karantina Pertanian sebenarnya telah memberikan fleksibilitas dalam proses karantina. Pemeriksaan benih tanaman dapat dilakukan di tempat pengeluaran.

Sambil menunggu hasil uji, produsen dapat mendistribusikan benih ke petani. Namun, tidak seluruh UPT karantina menerapkan hal serupa.

Proses karantina yang tidak seragam di tiap tempat pengeluaran menyebabkan kebutuhan benih tanaman ke luar Jawa tidak terpenuhi.

"Sebenarnya bisa dikirim terlebih dulu ke tempat tujuan, sambil menunggu hasil dapat disebar ke petani. Namun, tidak semua karantina menerapkan itu. Ada yang membolehkan dan ada yang tidak," imbuhnya.

Hortindo saat ini tengah mendorong penanaman melon dan jagung manis sebagai diversifikasi komoditas hortikultura lain, setelah harga cabai kerap jatuh dan merugikan petani.

Pasar melon masih besar karena belum banyak digarap. Harga jagung manis juga relatif stabil.

Dengan biaya produksi Rp2.000 per kg, petani dapat menjual melon dengan sekitar Rp4.500 per kg. Begitu pula biaya produksi jagung manis sekitar Rp800 perkg, dapat dijual Rp1.500 per kg.

Berbeda, benih cabai berkontribusi sekitar 80% dari penjualan benih hortikultura. Ini seiring kebijakan Kementerian Pertanian memperluas area tanam cabai.

"Baru sekitar 3 tahun ini varietas baru [melon] masuk ke pasar dan diterima dengan baik. Produsen benih menghimbau petani agar jangan semua latah dengan cabai. Diversifikasi perlu dilakukan," imbuh Direktur Marketing dan Penjualan PT East West Seed Indonesia ini.

Afrizal berharap kemudahan proses karantina pada varietas baru dapat mendorong percepatan diversifikasi komoditas hortikultura.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper