Bisnis.com, PADANG - Manajemen PT Angkasa Pura II memastikan rencana perluasan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Sumatra Barat mulai dilaksanakan awal 2018 mendatang.
Fendrick Sondra, Human Capital dan General Affairs AP II cabang BIM mengatakan sudah ada kepastian dari manajemen untuk mulai pembangunan perluasan bandara guna menampung tingginya jumlah penumpang.
“Sudah ada kepastian bahwa awal tahun depan mulai dibangun. Secara bertahap nanti targetnya bisa mencapai kapasitas 5,7 juta penumpang per tahun,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (11/10/2017).
Dia mengakui jumlah penumpang di bandara tersebut dalam dua tahun terakhir sudah jauh melebihi kapasitas bandara yang hanya mencapai 2,7 juta penumpang per tahun.
Menurutnya, perluasan BIM mendesak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara masyarakat Sumbar dan wisatawan yang datang ke daerah itu. Apalagi, Sumbar sudah ditetapkan sebagai salah satu tujuan wisata halal dunia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyebutkan perseroan berencana melakukan pengembangan BIM untuk mendukung mobilitas transportasi udara dan menunjang pengembangan pariwisata setempat.
Dia mengatakan perluasan dilakukan dengan dua tahap, yakni pertama memperluas bangunan terminal eksisting tahap I dari 20.568 meter persegi (m2) menjadi 33.600 m2, sehingga mampu menampung penumpang hingga 3,7 juta orang.
“Baru berikutnya tahap II adalah perluasan tahap ultimate, yang didesain modern dan terpadu, sampai mencapai kapasitas penumpang 5,7 juta orang,” katanya.
Menurutnya, perluasan tahap ultimate atau tahap dua mengusung konsep modern dengan desain tetap mengedepankan karakter dan kearifan lokal Sumatra Barat.
Adapun, perluasan terminal penumpang tahap ultimate seluas 16.350 m2 di bagian utara, atau menjadi 49.950 m2 yang sekaligus terhubung dengan kereta bandara.
Peningkatan kapasitas bandara itu juga diiringi dengan peningkatan fasilitas penumpang, yakni jumlah konter check in akan bertambah menjadi 32 konter dan 5 conveyor belt pengambilan bagasi.
Selain itu, konsep terminal juga akan diubah dengan memasukkan seluruh fasilitas pelayanan seperti toilet, mushola, area komersial, arena bermain anak, dan fasilitas lainnya ke dalam ruang tunggu keberangkatan, sehingga menciptakan ruang yang lebih luas bagi penumpang.
Dengan pengembangan tersebut, maka total luas lahan BIM menjadi 438,84 Ha, luas runway menjadi 3.000 m x 45 m, dan luas apron menjadi 80.520 m2 yang diklaim sanggup menampung 16 pesawat berbadan besar.
Selain itu, juga menyediakan 8 taxyway dengan luas 2.500 x 30 m, sehingga akan memperlancar lalu lintas pesawat dan meningkatkan on time performance (OTP) maskapai, serta mengakomodir lebih banyak penerbangan.
Integrasi transportasi juga dilengkapi dengan kereta bandara yang menghubungkan Stasiun Bandara Minangkabau ke Stasiun Simpang Haru, Kota Padang sepanjang 27 kilometer.
Kehadiran kereta bandara itu akan memudahkan masyarakat dari Kota Padang untuk mengakses bandara maupun dari bandara menuju pusat kota.