Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Mengonfirmasi Soal Daya Beli, Naik atau Turun?

Pemerintah mengklaim daya beli masyarakat tengah berada dalam fase mulai menanjak. Indikator pungutan pajak terhadap aktivitas konsumsi mengonfirmasi adanya tren kenaikan tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan pada peluncuran laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia edisi Oktober 2017 di Jakarta, selasa (3/10)./JIBI-Dedi Gunawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan pada peluncuran laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia edisi Oktober 2017 di Jakarta, selasa (3/10)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengklaim daya beli masyarakat tengah berada dalam fase mulai menanjak. Indikator pungutan pajak terhadap aktivitas konsumsi mengonfirmasi adanya tren kenaikan tersebut.

Usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Selasa (3/10/2017), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengemukakan data realisasi penerimaan pajak terkini menunjukan tren pergerakan seluruh sektor ekonomi yang berada pada fase positif.

"Penerimaan perpajakan kita dari seluruh sektor ekonomi itu terutama sektor yang selama ini dianggap menghadapi tekanan ternyata cukup positif, manufaktur positif, kemudian perdagangan yang selama ini dianggap ada daya beli menurun, juga positif. Hal seperti ini yang menunjukan kegiatan ekonomi kita mulai pickup," paparnya.

Dia menjelaskan, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang merupakan refleksi dari aktivitas konsumsi melaju 14%-15% dari tahun sebelumnya, diiringi dengan PPN impor yang meningkat 20%-26% dan jasa titipan atau kurir yang naik 100%.

Menkeu menyatakan penerimaan dari nyaris semua sektor, termasuk manufaktur, konstruksi, perdagangan, jasa perusahaan, telekomunikasi, telah berada pada teritorial digit ganda secara bruto. Hal itu, lanjutnya, mengindikasikan kegiatan usaha di sektor-sektor itu masih dalam level sehat.

Untuk itu, Presiden meminta agar momentum ini terus dipertahankan. "Namun, kita harus hati-hati. Presiden meminta untuk menjaga optimisme dan momentum ekonomi, jadi kita akan lihat sampai dengan September dan outlooknya sampai Desember, langkah-langkah apa yang akan dilakukan."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper