Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Industri Pengolahan Sampah Elektronik

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong industri pengolahan sampah elektronik di Indonesia.
Sampah elektronik/Ilustrasi
Sampah elektronik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong industri pengolahan sampah elektronik di Indonesia.

M.R. Karliansyah‎, Plt. Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan‎ (KLHK), menyampaikan sampah elektronik yang diolah dapat memiliki nilai jual yang tinggi. Nilai lebih tersebut belum dikembangkan oleh industri nasional Indonesia. Saat ini, industri baru sampai ke tahap pengumpulan dan belum ke tahap pengelolaan. Tahapan lanjutan justru dilakukan di luar negeri, seperti di Singapura dan Jepang.

"Padahal dalam satu ton 1 ton limbah elektronik peralatan telekomunikasi misalnya akan menghasilkan antara lain 1,44 kg emas, perak, tembaga, dan komoditas lain yang memiliki nilai jual tinggi," kata Karliansyah, Senin (2/10/2017).

Menurut Journal of Environmental Science and Development, perangkat telekomunikasi di Indonesia pada 2015 memiliki jumlah produksi mencapai 4.375 ton per tahun. Dari angka itu, yang dapat dikumpulkan hanya 3.176 ton per tahun

"Indonesia belum ikut merasakan keuntungan dari pengelolaan sampah elektronik. Sejauh ini baru mengekspor komponen ini ke negara lain, padahal komponen ini adalah bahan baku bagi industri negara tujuan," imbuhnya.

Karliansyah mengatakan pengelolaan limbah elektronik secara terintegrasi mulai dari pengumpulan, logistik, dan pengolahan sangat diperlukan. "Tentu akan ada insentif dari pemerintah jika ada yang berani menjalankannya," imbuhnya.

Menurutnya industri pengelolaan limbah elektronik bisa menjadi bisnis yang menjanjikan pada masa depan, mengingat populasi Indonesia yang terhitung sekitar 250 juta jiwa. Indonesia sangat potensial untuk pasar dari berbagai peralatan elektronik, seperti peralatan rumah tangga, ponsel cerdas, komputer, dan lain-lain.

Sementara itu Sayid Muhadhar, Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3, menyatakan beberapa perusahaan telah menyatakan minat untuk berinvestasi di bidang pengelolaan limbah elektronik. Badan usaha pelat merah dan beberapa perusahaan swasta sedang berancang-ancang untuk ikut dalam bisnis ini.

"Sampai saat ini pengelolaan limbah elektronik sudah dilirik oleh beberapa perusahaan dam BUMN, tetapi realisasinya belum," kata Sayid.

Menurutnya, masalah pengelolaan limbah elektronik harus bisa tuntas dalam negeri. Investasi di bidang pengelolaan sampah elektronik menjadi salah satu upaya untuk tidak terus memberikan bahan baku kepada negara lain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper