Bisnis.com, JAKARTA - Pertamina menyiapkan belanja modal senilai US$200 juta untuk pengadaan kapal tahun depan. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina Gigih Prakoso menyatakan pembelanjaan kapal bakal memprioritaskan galangan BUMN.
“Itu perencanaan budget tahun depan untuk pembuatan kapal dan docking. Kalau rata-rata satu unit kapal senilai US$20 juta-US$30 juta. Artinya mungkin butuh enam sampai tujuh kapal baru,” ujarnya di Kementerian BUMN, Jumat (29/9).
Menurutnya, perseroan masih membutuhkan tambahan armada kapal ukuran menengah hingga besar dengan rentang bobot 7.500—80.000 deadweight tonnage. “Galangan kita kaji dulu mampu menampung capacity dan resources berapa besar,” ujarnya.
Gigih menyatakan galangan lokal umumnya kerap berkesulitan menyesuaikan permintaan kapal Pertamina. Sebab tidak jarang pengerjaan kapal galangan lokal molor dari target dan kualitasnya tak sesuai pesananan.
“Kita juga ingin performance galangan ditingkatkan agar dalam time delivery dan quality sesuai dengan pesanan,” ujarnya.
Sebelumnya, Pertamina menandatangani nota kesepahaman dengan sejumlah BUMN Perkapalan seperti PT PAL Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Industri Kapal Indonesia, PT Barata Indonesia, dan PT Djakarta Lloyd.
Kesepahaman tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan kapal galangan BUMN. Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan perusahaan pelat merah perlu meningkatkan sinergi dalam pemesanan kapal.
“Saya dorong-dorong terus supaya bagaimana BUMN saling bekerjasama di bidang perkapalan. Pertamina saya tau banyak order kapal tapi hampir enggak pernah pakai dok kita,” ujarnya.