Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ARLI : Industri Rumput Laut Jangan di Sentra Budidaya

Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) mengharapkan agar pengembangan industri rumput laut tidak dilakukan di sentra-sentra budi daya.
Budi daya rumput laut: Salah satu kekayaan Maluku/Antara-Izaac Mulyawan
Budi daya rumput laut: Salah satu kekayaan Maluku/Antara-Izaac Mulyawan

Bisnis.com, MATARAM -- Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) mengharapkan agar pengembangan industri rumput laut tidak dilakukan di sentra-sentra budi daya.

Koordinator ARLI Wilayah Bali Nusa Tenggara Sunardi Harjo mengatakan pihaknya memiliki dua pertimbangan terkait pengembangan industri rumput laut khususnya terkait tenaga kerja dan juga aspek ketersediaan air bersih.

"Salah satu pertimbangan kami kalau industri rumput laut dengan dengan sentra budidaya, maka tenaga kerja yang sebelumnya bekerja untuk proses budi daya bisa beralih ke industri, sehingga nantinya tidak efektif dalam proses produksi," ujar Sunardi di Mataram, Rabu (13/9/2017).

Selain itu, umumnya, ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan industri minim diperoleh di area sentra budidaya rumput laut. Sunardi mencontohkan ketersediaan air bersih yang menjadi salah satu faktor penunjang keberlangsungan industri rumput laut tersebut.

Senada dengan Sunardi, pemilik CV Ocean Fresh yang merupakan pengelola pabrik kosmetik berbahan dasar rumput laut Linawati Hardjito mengatakan pihaknya akan memilih lokasi yang dekat dengan konsumen. Dari sisi bisnis ini akan memudahkan pelanggan untuk menjangkau produk-produk yang dujual.

"Kami memilih di Lombok karena dekat dengan bahan baku dan juga dekat dengan konsumen. Di sini cukup banyak hotel mulai dari bintang satu hingga bintang lima, produk kosmetik bisa dipasarkan untuk keperluan tersebut. Selain itu juga bisa dijual sebagai oleh-oleh," ujar Lina.

Lina menambahkan, salah satu tujuan pengembangan pabrik kosmetik rumput laut ini sebagai salah satu upaya difersifikasi produk olahan rumput laut yang selama ini hanya berfokus pada olahan makanan saja.

Dengan difersifikasi produk, maka nilai tambah dan juga pasar penjualan olahan rumput laut menjadi lebih luas.

Saat ini NTB mampu menghasilkan 1 juta ton rumput laut basah setiap tahunnya. Jika diolah menjadi rumput laut kering sebanyak 125 ribu ton per tahun.

Harga jual rumput laut kering ditingkat pengumpul senilai Rp12.000 per kilogram. Dua daerah penghasil rumput laut di NTB yaitu Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper