Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Medco E&P Malaka : Fasilitas Produksi Blok A Aceh Sentuh 55%

Pembangunan fasilitas produksi di Blok A, Aceh menyentuh 55% pada Agustus 2017 untuk mengejar target penyelesaian pada kuartal I/2018.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan area Blok A PT Medco E&P Malaka di Desa Blang Nisam, Aceh Timur, Aceh, Rabu (7/6)./Antara-Syifa Yulinnas
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan area Blok A PT Medco E&P Malaka di Desa Blang Nisam, Aceh Timur, Aceh, Rabu (7/6)./Antara-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA--Pembangunan fasilitas produksi di Blok A, Aceh menyentuh 55% pada Agustus 2017 untuk mengejar target penyelesaian pada kuartal I/2018.

Dalam keterangan resminya, Rabu (13/9/2017), Direktur Produksi PT Medco E&P Malaka Eka Satria mengatakan pekerjaan pembangunan fasilitas produksi berjalan mengikuti target produksi gas pertama di awal 2018.

Adapun, dalam proyek ini 63% pekerja berasal dari Aceh.

Terdapat tiga lapangan yang ditarget akan memulai produksi perdananya. Ketiga lapangan tersebut yakni, Lapangan Alur Siwah, Alur Rambong dan Julu Rayeu.

Ketiga lapangan itu bisa menghasilkan gas 63 billion British thermal unit per day (BBtud) yang diharapkan bisa mulai mengalirkan gas di 2018.

"Medco E&P Malaka bersama dengan kontraktornya sedang terus berupaya untuk memenuhi target produksi gas di Blok A pada kwartal I, 2018. Kemajuan proyek Blok A sampai dengan Agustus 2017 telah mencapai lebih kurang 55% dari target penyelesaian," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Medco Energi Internasional, Tbk, Hilmi Panigoro mengatakan ketiga lapangan itu masih menyimpan potensi sekitar 2 hingga 3 trillion cubic feet (tcf) gas yang belum tersentuh.

Padahal, menurutnya, gas dari kedua lapangan itu bisa menghasilkan listrik sekitar 1.000 hingga 1.200 mega watt (MW) dalam kurun waktu 15 tahun.

Pengembangan lapangan gas ini memiliki beberapa tantangan dari segi kompleksitas lapisan bawah permukaan yang bertekanan dan bersuhu tinggi juga mengandung karbondioksida (CO2). Alhasil, pengembangannya membutuhkan teknologi tinggi dan tepat agar biaya yang dikeluarkan bisa efisien.

Dia pun menilai diperlukan insentif untuk menjaga pengembalian investasi, sehingga lapangan bisa dimonetisasi.

Bila lapangan bisa dikembangkan, masyarakat Aceh tak hanya menikmati pasokan dalam bentuk gas tapi juga lapangan kerja baru, investor baru di tingkat hilir dan mempercepat pembangunan.

Oleh karena itu, pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat agar pengembangan kedua lapangan itu bisa dipercepat.

“Saat ini, kami sedang melakukan pembicaraan dengan Badan Pengelola Migas Aceh, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat untuk dapat segera mempercepat pengembangan Lapangan Matang dan Kuala Langsa,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper