Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah data ekonomi utama di Asia dijadwalkan rilis pekan depan, 11-15 September 2017, di antaranya neraca perdagangan Indonesia, aktivitas industri Jepang, serta penjualan ritel China.
Berikut ini adalah ringkasan sejumlah perkiraan data ekonomi pekan depan seperti dikutip dari riset Moody’s Analytics yang diterima Bisnis.com, Jumat (8/9/2017):
Neraca Perdagangan Indonesia.
Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Agustus diperkirakan mencatat surplus sebesar US$1,45 miliar pada Agustus, setelah mencapai defisit US$270 juta pada bulan Juli.
Defisit pada Juli tersebut merupakan defisit neraca perdagangan pertama Indonesia dalam 19 bulan terakhir, sebagian besar disebabkan oleh waktu jatuhnya Ramadan dan Idul Fitri yang lebih awal.
Aktivitas ekspor dan import diperkirakan akan kembali ke tingkat normal pada Agustus.
Indeks Aktivitas Industri Jepang.
Pesanan industri Jepang diperkirakan meningkat 0,3% (month-on-month/mom) pada bulan Juli setelah cenderung stagnan pada bulan sebelumnya. Kenaikan dibandingkan tahun lalu tetap konsisten karena perekonomian tetap pada posisi yang lebih baik tahun ini dibanding tahun lalu.
Sementara itu, perdagangan grosir meningkat didukung oleh harga energi yang lebih tinggi, yang juga ditopang oleh depresiasi yen, sedangkan kenaikan biaya impor barang turut meningkatkan harga grosir.
Indeks Harga Konsumen India.
Indeks Harga Konsumen (IHK) India diperkirakan cenderung sedikit mengalami kenaikan pada bulan Agustus menjadi 2,7% dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, lebih tinggi dari posisi Juli yang mencapai 2,4%.
Secara keseluruhan, tren deflasi India cenderung meningkat, dan imbasnya dasarnya akan mulai terasa yang akan meningkatkan IHK di India dalam beberapa bulan mendatang.
Produksi Industri China
Pertumbuhan produksi industri China diperkirakan cenderung meningkat ke 6,6% pada bulan Agustus (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari posisi Juli yang mencapai 6,4%. Pertumbuhan ini didukung oleh Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) bulan Agustus, yang naik ke zona ekspansif.
Sektor elektronik menjadi penyumbang utama kenaikan tingkat produksi dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh kemajuan dalam siklus teknologi global.
Selain itu, produksi kendaraan bermotor juga menguat berkat lonjakan permintaan mobil SUV lokal. Risiko utama produksi pada akhir tahun akan berasal dari konstruksi, karena penurunan harga perumahan dapat memberi tekanan pada aktivitas pembangunan.
Penjualan Ritel China
Penjualan ritel China diperkirakan meningkat menjadi 10,8% (year-on-year/yoy) pada Agustus setelah naik 10,4% di bulan Juli. Konsumen kemungkinan akan meningkatkan pembelian barang-barang besar seperti mobil dan perabotan di bulan Agustus.
Prospek konsumsi jangka menengah cenderung melemah di tengah lesunya aktivitas pasar perumahan, karena permintaan perumahan yang melonjak meningkatkan pengeluaran barang-barang rumah tangga.