Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Akuisisi Perusahaan Rokok, Kemenperin : Positif untuk Pertumbuhan Ekonomi

Kementerian Perindustrian memandang datangnya investor baru untuk mengakusisi perusahaan rokok dalam negeri memiliki dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi.

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian memandang datangnya investor baru untuk mengakusisi perusahaan rokok dalam negeri memiliki dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi.

Seperti diberitakan, Japan Tobacco Inc. mengumumkan rencana akuisisi PT Karyadibya Mahardhika (KDM) dan PT Surya Mustika Nusantara (SMN) senilai US$677 juta.

Perusahaan asal Negeri Matahari Terbit tersebut mengungkapkan pihaknya telah menandatangani perjanjian jual beli untuk membeli 100% saham kedua perusahaan dan ditargetkan bisa diselesaikan pada kuartal IV tahun fiskal 2017.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Willem Petrus Riwu mengatakan dalam proses akuisisi tersebut, kondisi kedua perusahaan yang akan diakuisisi memiliki banyak utang. Para tenaga kerja pun terancam kehilangan pekerjaan.

"Dengan masuknya investor, ini akan jadi penolong bagi sekitar 6.000 tenaga kerja," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (6/9/2017).

Selain menyelamatkan tenaga kerja yang terancam kehilangan pekerjaan, Willem menuturkan industri rokok merupakan industri yang legal dan tidak terdapat dalam daftar negatif investasi.

Dengan demikian, tidak ada alasan bagi Kemenperin untuk menolak kehadiran investor baru dengan syarat mau bermitra dengan pihak lokal.

Apalagi, dengan bertahannya pabrik-pabrik rokok, pendapatan negara dari cukai rokok tidak akan berkurang. Pemerintah sendiri memasang target penerimaan cukai rokok senilai Rp148,2 triliun di dalam RAPBN 2018 atau naik 4,8% dibanding target penerimaan cukai hasil tembakau pada APBN-P 2017 senilai Rp141,3 triliun.

"Bagi kami, haram kalau ada industri yang tutup, termasuk industri rokok karena dari sisi pertumbuhan ekonomi memiliki kontribusi positif," katanya.

Terkait dengan aksi akuisisi JT Group terhadap Karyadibya Mahardika dan Surya Mustika Nusantara, Willem menyatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima pengajuan resmi aksi tersebut.

Dia berpendapat apabila rencana akuisisi ini berhasil juga akan ada multiplier effect karena industri rokok memberikan pengaruh ke beberapa pihak, seperti petani tembakau, pekerja pabrik, dan juga penerimaan negara.

Adapun, terkait pertumbuhan industri rokok, Willem memandang hingga saat ini masih lesu, terlebih di saat daya beli masyarakat melemah dan kenaikan  pajak pertambahan nilai (PPN) hasil tembakau. Tahun ini, PPN hasil tembakau ditetapkan sebesar 9,1% atau naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 8,7%.

“Industri ini melemah sejak lama, kami perkirakan ada 2.000 pabrik tutup sejak 2005. Yang membayar cukai juga tinggal 100 pabrik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper