Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Lapangan Kerja Turun, Janji Prabowo Bakal Sulit Cepat Tercapai

Ekspektasi Prabowo untuk membuka lapangan kerja sebesar-besarnya berisiko sulit tercapai dalam waktu dekat, tercermin dari kondisi terbaru survei konsumen RI.
Presiden Prabowo Subianto saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Ruang Sidang Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (5/5/2025). / dok BPMI
Presiden Prabowo Subianto saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Ruang Sidang Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (5/5/2025). / dok BPMI

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai janji Presiden Prabowo Subianto untuk membuka 8 juta lapangan kerja akan sulit tercapai dalam waktu dekat, sejalan dengan data ekspektasi lapangan kerja April 2025 mencapai level terendah sejak pandemi Covid-19

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkapkan saat ini janji tersebut sedikit banyak terganggu oleh kondisi global yang membuat investor menahan aliran dananya dan menahan pembukaan lapangan kerja. 

“Ekspektasi yang diharapkan lapangan kerja sebesar-besarnya mungkin tidak bisa diwujudkan dalam waktu cepat karena ada beberapa kondisi,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (11/5/2025). 

Dari sisi global, Tauhid menekankan bahwa saat ini kondisi penuh ketidakpastian. Baik terkait kondisi pergerakan barang dan jasa, ekspor impor, aliran uang, kebijakan moneter global, termasuk soal suku bunga.

Ketidakpastian tersebut amat mempengaruhi para pelaku pasar, terutama investor yang bergerak di sektor foreign direct investment (FDI).

Alhasil, para investor memilih wait and see sampai ada kesepakatan global yang membuat mereka yakin bahwa pasar mereka tidak terganggu. 

“Jadi menurut saya kondisi itu wait and see membuat investasi pengasuh kita relatif mungkin tidak banyak atau tidak besar. Dan ini lapangan pekerjaannya akhirnya kan tidak akan besar,” ujarnya. 

Kondisi lainnya dari sisi domestik disebabkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang melambat, sehingga membuat beberapa sektor usaha tidak mampu tumbuh dengan semestinya.

Misalnya, lanjut Tauhid, dari sektor industri pada kuartal I/2025 tidak mampu tumbuh dengan normal dan menyebabkan penyerapan tenaga kerja tidak sebanyak yang diharapkan. 

Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri pengolahan hanya menopang 0,93% terhadap pertumbuhan ekonomi yang sebesar 4,87% pada kuartal I/2025. Lebih rendah dari kuartal IV/2024 yang mencapai 1%. 

Untuk dapat terus membuka lapangan pekerjaan di tengah ketidakpastian ini, Tauhid menyampaikan perlu adanya dorongan dari dalam negeri dengan investasi dari pemerintah dan swasta pada sektor-sektor padat karya. 

Utamanya, pemerintah perlu membuka lebih banyak anggaran yang sebelumnya diblokir karena daerah masih banyak bergantung pada kas negara. Pasalnya terbukti akibat belanja pemerintah yang tertahan, pertumbuhan ekonomi ikut tertahan. 

Adapun, Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) edisi April 2025 menunjukkan bahwa optimisme ketersediaan lapangan kerja enam bulan ke depan menjadi yang terendah sejak masa pandemi Covid-19.

Dalam survei tersebut, BI menanyakan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja kepada responden untuk enam bulan ke depan. Hasilnya, didapati indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja di angka 123,5.

Meski masih berada pada level optimistis (di atas 100), namun angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang mana indeks ekspektasi lapangan kerja berada di angka 125,9 pada Maret.

Bahkan, jika ditarik lebih jauh ke belakang maka indeks ekspektasi lapangan kerja sebesar 123,5 pada April 2025 itu menjadi yang terendah sejak September 2021. Saat itu, indeks ekspektasi lapangan kerja hanya sebesar 114,4.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper